![]() |
Kantor Bupati Bojonegoro (Pemkab Bojonegoro) |
Kedungademmu.id—Pilkada 2024 telah usai. Kini Bojonegoro memasuki babak baru kepemimpinan dengan dilantiknya Setyo Wahono dan Nurul Azizah sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Dengan latar belakang berbeda—Wahono sebagai profesional dan Nurul sebagai birokrat—kombinasi keduanya diharapkan mampu membawa perubahan positif.
Namun, pertanyaan besarnya adalah, apakah kepemimpinan mereka akan menjadi harapan baru atau justru menghadapi tantangan yang lebih besar?
Harapan Baru untuk Bojonegoro
Sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak dan gas, Bojonegoro memiliki potensi besar untuk berkembang. Kepemimpinan baru diharapkan mampu mengelola sumber daya ini secara lebih transparan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas, bukan hanya segelintir elite.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Namun, harapan ini tidak datang tanpa tantangan. Beberapa isu mendesak yang perlu segera diatasi.
Pertama, peningkatan infrastruktur dan ekonomi. Meskipun kaya akan sumber daya alam, masih banyak wilayah di Bojonegoro yang tertinggal dalam hal infrastruktur dan kesejahteraan ekonomi. Jalan rusak, akses air bersih yang terbatas, serta minimnya lapangan pekerjaan menjadi persoalan utama.
Contohnya di daerah Kedungadem, khususnya Dusun Malangbong, Desa Panjang, dan Dusun Bunten, Desa Tondomulo, di mana akses jalan masih belum memadai. Di Malangbong, misalnya, jalan yang dicor hanya sebagian, sehingga masih banyak yang belum tersentuh pembangunan.
Kedua, transparansi dan tata kelola pemerintahan. Tata kelola pemerintahan di Bojonegoro kerap mendapat sorotan. Masyarakat berharap kepemimpinan baru lebih transparan, menjauhi politik transaksional, dan benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat.
Akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran daerah menjadi salah satu faktor kunci dalam menumbuhkan kepercayaan publik.
Ketiga, pendidikan dan pengembangan SDM. Potensi ekonomi tidak akan maksimal tanpa peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang lebih baik, pelatihan kerja yang relevan, serta pemberdayaan pemuda harus menjadi prioritas utama.
Bojonegoro tidak boleh hanya menjadi lumbung ekonomi, tetapi juga pusat pengembangan SDM berkualitas yang siap bersaing.
![]() |
Setyo Wahono dan Nurul Azizah, Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro (www.wikipedia.org) |
Setyo Wahono dan Nurul Azizah memanggul tanggung jawab besar untuk membuktikan bahwa mereka bukan sekadar pemimpin seremonial, tetapi benar-benar memiliki visi untuk membawa perubahan.
Jika mereka mampu menjawab tantangan ini dengan kebijakan yang pro-rakyat dan transparan, maka Bojonegoro berpeluang menjadi contoh sukses dalam pembangunan daerah.
Namun, jika kepemimpinan ini hanya mengulang pola lama tanpa gebrakan nyata, harapan masyarakat bisa berujung pada kekecewaan. Kini, bola ada di tangan mereka—apakah mereka akan mencetak sejarah sebagai pemimpin yang membawa kemajuan, atau hanya menjadi bagian dari daftar panjang kepala daerah yang datang dan pergi tanpa jejak berarti?
Bagaimana menurut Anda? Apakah kepemimpinan baru ini akan membawa perubahan signifikan atau justru menghadapi tantangan yang sulit diatasi?