![]() |
Suwarto, tim pengarah ahli Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Bojonegoro saat melakukan pengamatan (Samsul Arifin/Kedungademmu.id) |
Kedungademmu.id—Suwarto, tim pengarah ahli Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Bojonegoro, tengah menguji penerapan pertanian organik di sawahnya sendiri.
Meski belum memasuki masa panen, ia optimis bahwa penggunaan varietas Pertiwi 2 serta metode perawatan yang lebih alami akan memberikan hasil yang lebih baik dibanding sebelumnya. Kamis, (27/02/2025).
Dalam percobaannya, Suwarto mengganti oyot (akar) dan menerapkan perawatan berbasis organik dengan pupuk organik, pestisida nabati (Pesnab), BIOSAKA, serta fermentasi urine sebagai pupuk tambahan.
Selain itu, ia mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50% dan menggantinya dengan pupuk organik pabrikan yang mengandung unsur mikro penting bagi tanaman.
"Melihat kondisi lapangan saat ini, mudah-mudahan ada peningkatan hasil dibandingkan sebelumnya. Penggunaan varietas baru dan pendekatan organik diharapkan bisa meningkatkan ketahanan tanaman serta kesuburan tanah," ujarnya.
Menurutnya, langkah ini bukan hanya untuk uji coba pribadi, tetapi juga sebagai bukti nyata kepada petani lain bahwa metode organik bisa menjadi solusi pertanian yang lebih berkelanjutan.
Dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, petani dapat menekan biaya produksi sekaligus menjaga ekosistem tanah tetap sehat.
Suwarto berharap keberhasilannya nanti bisa menjadi inspirasi bagi petani lain di Kedungadem dan sekitarnya untuk beralih ke sistem pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan menguntungkan dalam jangka panjang.