![]() |
Kiyai Cepu (tengah) saat menjadi narasumber utama pada Syiar Dakwah dalam Budaya (Samsul Arifin/Kedungademmu.id) |
Kedungademmu.id—Acara bertajuk Syiar Dakwah dalam Budaya menghadirkan Kusen, S.Ag., M.A., Ph.D., atau yang dikenal sebagai Kiai Cepu, sebagai pembicara utama. Dalam kajian yang berlangsung di Aula Perguruan Muhammadiyah Kedungadem pada Ahad (23/2/2025) pukul 19:00-22:30 WIB ini, Kiai Cepu menekankan pentingnya memahami budaya dalam konteks dakwah.
Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kedungadem dan dihadiri oleh pimpinan dan anggota Muhammadiyah Kedungadem, organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah, serta para pimpinan amal usaha Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah
Dalam ceramahnya, Kiai Cepu menegaskan bahwa budaya memiliki cakupan luas, bahkan mencakup aspek transportasi. Ia menekankan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah, bukan sekadar gerakan fikih, sehingga pendekatan kontekstual dalam memahami ajaran Islam sangat penting, bukan hanya berpegang pada pemahaman tekstual semata.
“Muhammadiyah bukan kelompok yang mudah membid’ahkan sesuatu. Kesalahan sering kali ada pada individu, bukan pada organisasi,” ujar Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya PP Muhammadiyah ini.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Muhammadiyah lebih mengedepankan pendekatan kontekstual dalam memahami Islam guna menciptakan pemahaman yang lebih inklusif dan membumi.
Tembang Macapat sebagai Penutup
Menutup ceramahnya, Kiai Cepu menyampaikan tembang macapat Kinanti–Eling Pitutur sebagai pengingat bagi para hadirin:
Eling pitutur kang jujur
Kentang rambat nolehe
Yen tumindak becik elinga
Supaya urip mulyane
Kang suci tansah linuhur
Dening wong kang utama bae
Acara ini mendapat respons positif dari para hadirin yang antusias dengan pemaparan Kiai Cepu. Diharapkan, kajian serupa dapat terus dikembangkan guna memperkuat pemahaman Islam yang lebih moderat dan relevan dengan kehidupan masyarakat.