![]() |
Ilustrasi (www.unsplash.com) |
Kedungademmu.id—Dalam rangka meningkatkan pemahaman umat Islam tentang adab-adab berpuasa, Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem, Jumari, mengulas sebuah hadis penting yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Hadis tersebut menegaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga lisan serta perbuatan dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai Islam.
Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan kata-kata dusta dan beramal dengannya, maka Allah swt. tidak lagi butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari).
Menurut Jumari, hadis ini menekankan bahwa puasa yang sempurna bukan hanya soal menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga dari segala bentuk keburukan, termasuk berkata dusta, gibah, dan adu domba.
"Puasa harus menjadi sarana pembentukan karakter yang lebih baik, bukan sekadar ritual tahunan," ujarnya.
Selain itu, beliau mengingatkan beberapa adab puasa yang perlu diterapkan, di antaranya:
- Makan sahur dan mengakhirkannya hingga waktu fajar.
- Menjaga diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia, seperti berkata kotor, dusta, gibah, atau kesaksian palsu.
- Menundukkan pandangan untuk menjaga kesucian hati.
- Bersikap dermawan, baik dalam sedekah maupun berbagi makanan untuk berbuka puasa.
- Melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah, karena pahalanya setara dengan shalat semalam suntuk.
- Memperbanyak tadabur Al-Qur'an sebagai bentuk refleksi diri dan meningkatkan keimanan.
- Menyegerakan berbuka sesuai sunnah Rasulullah saw.
- Berbuka dengan kurma dalam jumlah ganjil, atau jika tidak ada, cukup dengan air.
- Membaca doa berbuka puasa, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw.:ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ "Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan, dan semoga pahala tetap didapat, insya Allah."
- Mendoakan pemilik rumah ketika berbuka di tempat orang lain, dengan doa: أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ "Orang-orang yang berpuasa berbuka di sisimu, orang-orang yang baik memakan makananmu, dan semoga malaikat mendoakanmu agar kamu diberi rahmat."
Sebagai penutup, Jumari mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183).
Dengan memahami dan mengamalkan adab-adab berpuasa, diharapkan umat Islam dapat meraih derajat ketakwaan yang hakiki, sebagaimana yang menjadi tujuan utama ibadah puasa dalam Islam.