Ilustrasi (www.pexels.com)

Kedungademmu.id
Dalam kesempatan wawancara eksklusif kali ini, kami berbincang dengan Jumari, Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kedungadem, Bojonegoro.

Ia menyampaikan pemahaman mendalam tentang hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar serta pelajaran penting yang harus kita persiapkan sebelum kematian menjemput.

Persiapan Menghadapi Kematian

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar, Rasulullah saw. bersabda:

> عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

"Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: Aku pernah bersama Rasulullah saw., lalu seorang Anshar mendatangi beliau, memberi salam, dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?’ Beliau Rasulullah saw. bersabda, ‘Yang paling baik akhlaknya.’ Kemudian ditanyakan, ‘Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?’ Beliau Rasulullah saw menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.’” (HR. Ibnu Majah No. 4259).

Dalam wawancara, Jumari menekankan beberapa pelajaran yang dapat kita ambil sebagai bekal menghadapi akhir hayat:

Pertama, bertaubat.

"Saudaraku, betapapun besar dosa yang kita lakukan, Allah swt tetap membuka pintu taubat selama nyawa masih mengalir. Penting untuk segera bertaubat sebelum ajal menjemput," ujar beliau sambil mengutip QS. Az-Zumar: 53.

> قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Swt. mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’"

Kedua, menjaga tauhid.

Menurut Jumari, menjaga tauhid adalah syarat mutlak agar kita tidak tersesat dalam kesyirikan. Beliau menegaskan:

"Janganlah kita mencemari tauhid dengan memohon, beribadah, atau bahkan mengandalkan kekuatan selain Allah. Ibadah yang dilakukan karena riya, mengharapkan pujian manusia, atau mempercayai hal-hal ghaib yang tidak berdasar, merupakan bentuk syirik."

Sebagai peringatan, Rasulullah saw. bersabda:

> مَنْ لَقِىَ اللَّهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارِ

"Barangsiapa yang menghadap Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, maka ia akan masuk surga, dan barangsiapa yang menyekutukan-Nya akan masuk neraka." (HR. Muslim).

Pelajaran dari Al-Qur’an

Jumari juga mengaitkan hadis tersebut dengan beberapa ayat Al-Qur’an yang mengingatkan kita tentang kematian:

QS. Jumu’ah: 8

> قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Katakanlah: ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’"

QS. An-Nisa’: 78

> أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi sekalipun."

QS. Ali Imran: 185

> كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati."

Sebagai penutup wawancara, Jumari menekankan bahwa kesadaran akan kematian harus menjadi motivasi utama bagi setiap Muslim untuk memperbaiki diri melalui taubat, menjaga tauhid, dan meluruskan amal ibadah.

"Marilah kita persiapkan diri sebaik-baiknya agar ketika ajal menjemput, kita berada dalam keadaan yang bersih dari dosa dan teguh dalam keimanan," ujarnya.