![]() |
Ilustrasi (www.freepik.com) |
Kedungademmu.id—Syirik adalah ancaman terbesar bagi keimanan seorang Muslim. Allah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa dosa ini tidak akan diampuni jika seseorang meninggal dalam keadaan syirik tanpa bertaubat (QS. An-Nisa: 48).
Namun, di tengah kehidupan yang semakin kompleks, tidak sedikit orang yang terjerumus dalam kesyirikan tanpa disadari. Oleh karena itu, Rasulullah saw. mengajarkan doa yang sangat penting agar kita selalu dalam perlindungan-Nya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
"Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 716).
Syirik: Nyata atau Terselubung?
Bagi sebagian orang, syirik mungkin hanya diartikan sebagai menyembah berhala atau meminta pertolongan kepada selain Allah.
Padahal, syirik juga bisa hadir dalam bentuk yang lebih halus, seperti riya’ (pamer ibadah), sum’ah (ingin didengar kebaikannya), atau menggantungkan hati pada sesuatu selain Allah, seperti dukun, jimat, atau keyakinan takhayul.
Dalam upaya memperdalam pemahaman tentang pentingnya menjaga kemurnian tauhid, Kedungademmu.id berbincang dengan Kamijan, Ketua Lazismu Kedungadem, Bojonegoro, yang juga seorang pendidik.
Menurutnya, pendidikan tauhid harus dimulai sejak dini agar generasi muda tidak mudah terjerumus dalam kesyirikan yang sering kali tersamarkan dalam kehidupan modern.
"Saat ini banyak orang yang tanpa sadar bergantung pada selain Allah. Contoh sederhana, ketika seseorang merasa lebih percaya pada benda tertentu untuk mendapatkan keselamatan daripada doa dan ikhtiar yang benar. Ini bentuk syirik yang sering tidak disadari," ungkap Kamijan.
Ketika ditanya bagaimana cara menanamkan nilai-nilai tauhid dalam kehidupan sehari-hari, Kamijan menekankan bahwa pendidikan tauhid tidak boleh berhenti di teori semata.
"Orang tua dan guru harus menjadi contoh. Kalau kita mengajarkan anak-anak untuk berdoa hanya kepada Allah, tetapi di saat bersamaan masih percaya pada hal-hal mistis atau mitos tertentu, maka itu kontradiktif. Kita harus tegas dalam menjaga akidah," jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya doa perlindungan dari syirik sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari.
"Doa ini sederhana tetapi sangat dalam maknanya. Kita tidak selalu sadar ketika tergelincir dalam syirik kecil. Dengan rutin membaca doa ini, kita memohon perlindungan Allah agar hati kita tetap bersih dan iman kita tetap terjaga," tambahnya.
Mengapa Doa Ini Penting?
Kamijan menjelaskan bahwa syirik bisa datang dalam bentuk yang sangat halus. Bahkan seseorang yang rajin beribadah pun bisa terjebak dalam syirik kecil.
"Kadang kita merasa aman karena sudah menjalankan shalat dan ibadah lainnya. Tapi bagaimana dengan niat kita? Apakah kita melakukan ibadah untuk Allah, atau ingin dilihat orang lain? Riya’ itu juga bagian dari syirik kecil, dan itulah yang harus kita waspadai," tegasnya.
Menurutnya, salah satu cara terbaik untuk menjaga diri dari syirik adalah dengan terus beristighfar dan membaca doa perlindungan ini secara rutin.
"Doa ini seperti tameng bagi hati kita. Setiap hari kita menghadapi banyak godaan yang bisa menggoyahkan tauhid. Dengan memohon perlindungan Allah, kita berusaha menjaga kemurnian iman kita," paparnya.
Menutup wawancara, Kamijan menyampaikan pesan agar umat Islam tidak meremehkan masalah syirik.
"Syirik bukan hanya persoalan masa lalu. Ini tantangan bagi kita semua, terutama di zaman modern yang penuh godaan. Mari kita perkuat tauhid kita, jauhkan diri dari hal-hal yang bisa menodai iman, dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah agar kita dijaga dari kesyirikan, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari," pungkasnya.
Jangan sampai kita lalai dan terjerumus dalam syirik, baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Mari perkuat tauhid kita dan jadikan doa ini sebagai pegangan dalam menjaga keimanan di tengah derasnya arus godaan zaman.