![]() |
Deklarasi Gerakan Rakyat (Instagram Gerakan Rakyat) |
Kedungademmu.id—Deklarasi organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat membawa angin segar dalam wacana demokrasi Indonesia. Dengan slogan Indonesia Menyala, mereka mengusung misi memperkuat masyarakat sipil agar hak politik dan ekonomi rakyat tetap terjaga.
Ini adalah ambisi besar yang menarik, apalagi di tengah kekecewaan publik terhadap kualitas demokrasi yang dirasa kian menurun.
Namun, di balik semangat itu, muncul pertanyaan: Apakah Gerakan Rakyat benar-benar gerakan independen, ataukah ini hanya langkah awal menuju panggung politik yang lebih besar?
Pendidikan Politik atau Mobilisasi Politik?
Dalam pernyataannya, Gerakan Rakyat menegaskan bahwa mereka hadir untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Ini tentu menarik, karena di tengah maraknya pragmatisme politik, kesadaran masyarakat terhadap hak-haknya memang perlu diperkuat.
Islam sendiri mendorong umatnya untuk memiliki kesadaran politik yang baik, karena pemimpin yang baik lahir dari masyarakat yang paham akan hak dan kewajibannya. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, yang kalian doakan dan mereka pun mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka membenci kalian, yang kalian laknat dan mereka pun melaknat kalian." (Hadis Riwayat Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa hubungan antara rakyat dan pemimpin harus didasarkan pada kepercayaan, keadilan, dan kepedulian terhadap kesejahteraan bersama.
Jika Gerakan Rakyat benar-benar ingin mencerdaskan masyarakat dalam politik, mereka harus memastikan bahwa edukasi politik yang mereka bawa berbasis data, bersifat inklusif, dan tidak hanya mengarah pada kepentingan kelompok tertentu.
Jika tidak, maka mereka hanya akan menjadi bagian dari siklus politik yang selama ini mereka kritik. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan dalam Al-Qur’an:
"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. As-Saff: 2-3).
Ayat ini menjadi pengingat bahwa setiap gerakan yang mengusung perubahan harus benar-benar konsisten antara perkataan dan perbuatan.
Anies Baswedan: Inspirator atau Magnet Politik?
Kehadiran Anies dalam deklarasi tentu menjadi sorotan. Pernyataan bahwa "Anies adalah bagian utuh dari Gerakan Rakyat" mengindikasikan bahwa ormas ini memiliki kedekatan ideologis dengannya.
Meski Anies sendiri menolak spekulasi bahwa Gerakan Rakyat akan menjadi kendaraan politiknya di 2029, sulit untuk mengabaikan potensi tersebut.
Jika Gerakan Rakyat benar-benar ingin menjadi watchdog demokrasi, mereka harus membuktikan bahwa keberadaan Anies hanyalah bagian dari diskursus intelektual, bukan magnet politik yang mengarahkan gerakan ini ke agenda tertentu.
Islam mengajarkan pentingnya menjaga niat dan tujuan dalam setiap amal perbuatan. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika Gerakan Rakyat benar-benar ingin mencerdaskan masyarakat dan bukan sekadar menjadi alat politik, maka mereka harus menunjukkan bahwa niat mereka murni untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan elite tertentu.
Nyala yang Menerangi atau Membakar?
Gerakan Rakyat mengusung slogan Indonesia Menyala sebagai antitesis dari gerakan Indonesia Gelap yang viral di media sosial.
Slogan ini membawa harapan bahwa ormas ini hadir untuk menerangi jalannya demokrasi, bukan justru menjadi percikan api yang memperkeruh situasi politik.
Namun, untuk benar-benar menyala sebagai cahaya perubahan, Gerakan Rakyat harus menjaga keseimbangannya: apakah mereka akan tetap menjadi ormas yang fokus pada pendidikan politik dan penguatan masyarakat sipil, ataukah mereka akan tergoda untuk masuk lebih dalam ke arena politik praktis?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisa: 58).
Jika Gerakan Rakyat benar-benar ingin menjadi cahaya dalam demokrasi, mereka harus menjaga amanah ini dengan baik—bukan sekadar menjadi alat kepentingan politik sesaat.
Jika mereka konsisten dengan misinya, maka ini bisa menjadi gerakan yang membawa dampak positif bagi demokrasi Indonesia.
Namun, jika mereka mulai terseret arus politik praktis, maka Indonesia Menyala bisa berubah menjadi Indonesia Membara—bukan dalam arti yang baik.