Ilustrasi (www.unsplash.com)

Kedungademmu.id
—Redaksi Kedungademmu.id berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Ustaz Nur Khozin, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem, Bojonegoro mengenai esensi tujuan hidup manusia menurut Islam.

Ia menegaskan bahwa kehidupan di dunia bukan sekadar menjalani rutinitas, tetapi memiliki misi utama, yaitu beribadah kepada Allah.

Tujuan Hidup: Mengabdi kepada Allah

Islam dengan jelas menetapkan bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap aspek kehidupan seorang muslim harus bernilai ibadah, baik dalam bentuk ibadah mahdhah (ritual) seperti salat, puasa, dan zakat, maupun ibadah ghairu mahdhah (nonritual) seperti bekerja, menuntut ilmu, dan bermuamalah dengan sesama, asalkan dilakukan dengan niat yang benar.

Ustadz Nur Khozin menjelaskan bahwa ibadah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk penghambaan total yang harus dilakukan hingga ajal menjemput. Namun, sifat alami manusia yang cenderung malas dan lebih memilih kenyamanan sering kali menjadi tantangan dalam menjalankan ibadah secara istiqamah.

Urgensi Ibadah: Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Ibadah memiliki peran penting dalam kehidupan seorang muslim karena menjadi jalan meraih ridha Allah dan kebahagiaan hakiki. Rasulullah saw. bersabda:

"Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan kecukupan dan tanganmu dengan rezeki. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku akan memenuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak akan menutupi kefakiranmu." (HR. Tirmidzi, no. 2466, Hasan Sahih).

Ustadz Nur Khozin menyoroti fenomena menunda-nunda ibadah, seperti shalat sunah, membaca Al-Qur’an, hingga pelaksanaan ibadah haji dan umrah.

Kebiasaan ini, menurutnya, harus dilawan dengan memaksa diri untuk tetap beribadah tanpa menunggu datangnya rasa ikhlas.

Beliau juga mengingatkan bahwa waktu adalah nikmat yang sering disia-siakan. Rasulullah saw bersabda:

"Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang."(HR. Bukhari, no. 6412).

Setiap kesempatan untuk beribadah harus dimanfaatkan, karena tidak ada jaminan kita masih memiliki hari esok.

Sebagai penutup, beliau berpesan agar setiap muslim menjadikan ibadah sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Dengan begitu, kebahagiaan sejati dan keberkahan akan selalu menyertai.