![]() |
Ilustrasi (www.unsplash.com) |
Kedungademmu.id—Kisah Nabi Musa a.s. merupakan perjalanan penuh hikmah yang dapat menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
Ustaz Mohammad Rojii, Kepala SD Khazanah Ilmu Waru, Sidoarjo sekaligus dai di Sidoarjo, mengupas perjuangan Nabi Musa dalam menghadapi Fir’aun, menyeberangi Laut Merah, hingga membimbing Bani Israil.
Dalam wawancara eksklusif bersama Kedungademmu.id, Ustaz Rojii menegaskan bahwa Nabi Musa adalah teladan nyata seorang pemimpin yang menghadapi ujian dengan keteguhan iman.
Lahir di Tengah Ancaman, Dibimbing Langsung oleh Allah Swt.
Menurut Ustaz Rojii, ujian Nabi Musa sudah dimulai sejak lahir. Fir’aun yang takut kehilangan kekuasaan memerintahkan pembunuhan setiap bayi laki-laki Bani Israil.
Namun, dengan kehendak Allah SWT, Musa justru tumbuh di istana Fir’aun.
"Ini bukti bahwa Allah SWT memiliki rencana besar bagi hamba-Nya. Bahkan dalam kondisi tersulit, Allah SWT mampu memberikan jalan keluar yang tak terduga," jelas Ustaz Rojii.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِيٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
"Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: ‘Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu takut dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.’” (QS. Al-Qashash: 7).
Dakwah Melawan Kezaliman Fir’aun
Setelah diangkat menjadi nabi, Musa mendapat tugas berat: mendakwahi Fir’aun, penguasa paling zalim pada masanya.
Nabi Musa sempat merasa tidak percaya diri karena keterbatasan dalam berbicara, tetapi Allah Swt. meneguhkannya.
"Nabi Musa berdoa agar lisannya dilancarkan dalam menyampaikan kebenaran. Ini pelajaran bagi kita bahwa dalam berdakwah, kita harus mengandalkan pertolongan Allah SWT," ungkapnya.
Doa Nabi Musa a.s. ini diabadikan dalam Al-Qur’an:
رَبِّ ٱشْرَحْ لِي صَدْرِي ٢٥ وَيَسِّرْ لِيٓ أَمْرِي ٢٦ وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي ٢٧ يَفْقَهُو قَوْلِي ٢٨
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku." (QS. Thaha: 25-28).
Fir’aun yang sombong menolak dakwah Nabi Musa dan mengerahkan para penyihir untuk menentangnya.
Namun, dengan mukjizat dari Allah Swt., Nabi Musa mampu mengalahkan mereka.
"Ketika kebenaran telah datang, kebatilan pasti akan runtuh," tegas Ustaz Rojii.
Allah Swt. berfirman:
فَأَلْقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ ١١٧ فَوَقَعَ ٱلْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُو يَعْمَلُونَ ١١٨
"Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan apa yang mereka sihirkan. Maka nyata kebenaran, dan batallah apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-A’raf: 117-118).
Mukjizat Laut Merah dan Ujian di Padang Pasir
Salah satu peristiwa paling monumental dalam kisah Nabi Musa adalah terbelahnya Laut Merah.
Saat Fir’aun mengejar, Allah Swt. memerintahkan Nabi Musa memukul laut dengan tongkatnya hingga terbuka jalan bagi Bani Israil.
"Ini bukti bahwa Allah Swt. selalu menolong orang-orang yang beriman. Ketika kita menghadapi jalan buntu, yakinlah bahwa pertolongan Allah Swt. pasti datang," ujar Ustaz Rojii.
Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an:
فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ
"Lalu Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar." (QS. Asy-Syu’ara: 63).
Namun, setelah selamat dari Fir’aun, Bani Israil justru berulang kali membangkang. Mereka bahkan menyembah anak sapi emas.
"Ini peringatan bagi kita agar tidak lalai dalam bersyukur. Jangan sampai setelah mendapatkan nikmat, kita malah berpaling dari Allah Swt.," tambahnya.
Allah Swt. mengingatkan dalam firman-Nya:
وَإِذْ وَٰعَدْنَا مُوسَىٰٓ أَرْبَعِينَ لَيْلَةًۭ ثُمَّ ٱتَّخَذْتُمُ ٱلْعِجْلَ مِنۢ بَعْدِهِۦ وَأَنتُمْ ظَٰلِمُونَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami berjanji kepada Musa selama empat puluh malam, kemudian kamu mengambil (untuk disembah) anak sapi setelah kepergiannya, dan kamu adalah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah: 51).
![]() |
Ustaz Mohammad Rojii (Istimewa) |
Menutup wawancara, Ustaz Rojii mengajak umat Islam untuk mengambil hikmah dari kisah Nabi Musa a.s.
"Setiap manusia pasti menghadapi ujian. Kuncinya adalah tetap bersabar, bertawakal, dan yakin bahwa pertolongan Allah Swt. selalu ada," pungkasnya.
Dengan memahami perjalanan Nabi Musa, diharapkan umat Islam semakin kuat dalam menghadapi tantangan hidup dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.