Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Khoirul Abduh saat menyampaikan materi pada Baitul Arqam Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem, Bojonegoro (22/3/2025) (Samsul Arifin/Kedungademmu.id)

Kedungademmu.id
—Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Khoirul 
Abduh, hadir sebagai narasumber pertama dalam kegiatan Baitul Arqam yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem, Bojonegoro. Dengan mengusung tema “Memperkokoh Tauhid di Tengah Era Modern”, Sabtu (22/3/2025).

Abduh memberikan wawasan yang dan inspirasi tentang tantangan dakwah, penguatan kaderisasi, serta kepemimpinan dalam Muhammadiyah.

Sebagai seorang tokoh di lingkungan PWM Jawa Timur, Khoirul Abduh dikenal aktif dalam berbagai kegiatan dakwah dan kaderisasi Muhammadiyah. Ia memiliki pengalaman luas dalam membina kader, membangun strategi dakwah, serta merespons dinamika keumatan di era modern.

Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya memperkokoh tauhid sebagai fondasi utama dalam kehidupan beragama. Menurutnya, dalam menghadapi era globalisasi yang semakin kompleks, umat Islam—terutama kader Muhammadiyah—harus memiliki pemahaman tauhid yang kuat agar tidak mudah terpengaruh oleh arus sekularisme dan pemikiran yang melemahkan keimanan.

Abduh juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dalam berdakwah, baik secara internal maupun eksternal. Mulai menurunnya militansi kader hingga lemahnya regenerasi kepemimpinan. Disamping, maraknya paham keagamaan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam berkemajuan.

Sebagai solusi, ia menekankan agar para pimpinan Muhammadiyah di seluruh level kepemimpinan untuk menjaga agar para kader memiliki militansi yang tinggi, memahami ajaran Islam secara mendalam, serta aktif berkontribusi dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam sesi diskusi, Abduh juga menyoroti posisi Muhammadiyah dalam politik. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah harus tetap pada garis independensinya, tidak terlibat dalam politik praktis, namun tetap berperan dalam membangun bangsa melalui gerakan moral dan intelektual.

Dengan adanya kegiatan Baitul Arqam ini, ia berharap para peserta dapat semakin memahami pentingnya dakwah berbasis tauhid yang kokoh, membangun komitmen terhadap organisasi, serta memperkuat militansi dalam menjalankan amanah Muhammadiyah.

Sebagai penutup, ia berpesan, "Kader Muhammadiyah harus menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan persyarikatan. Jadilah kader yang tidak hanya aktif di internal Muhammadiyah, tetapi juga mampu memberikan manfaat bagi umat dan bangsa."