![]() |
Ilustrasi (www.pexels.com) |
Kedungademmu.id—Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan, dan salah satu puncak kemuliaannya terletak pada sepuluh hari terakhir. Rasulullah saw. memberikan teladan bagaimana seharusnya kita memaksimalkan momen istimewa ini.
Hadis Tentang Keutamaan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
Diriwayatkan dari Aisyah r.a., beliau berkata:
“Rasulullah saw. jika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (Muttafaq Alaih).
Hadis ini menggambarkan kesungguhan Nabi Muhammad saw. dalam mengisi sepuluh malam terakhir Ramadan dengan ibadah yang lebih intensif dibandingkan malam-malam sebelumnya.
Amalan yang Dianjurkan di Sepuluh Hari Terakhir
Petama, meningkatkan kualitas ibadah.
Rasulullah saw. mencontohkan agar kita memperbanyak salat malam, membaca Al-Qur'an, zikir, dan doa pada sepuluh malam terakhir ini.
Kedua, membangunkan keluarga.
Rasulullah saw. tidak hanya beribadah sendiri, tetapi juga mengajak keluarganya untuk turut serta menghidupkan malam tersebut. Hal ini menunjukkan pentingnya membangun suasana ibadah dalam keluarga.
Ketiga, i’tikaf.
Rasulullah saw. senantiasa ber-i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir hingga akhir hayat beliau. I’tikaf menjadi cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah tanpa gangguan duniawi.
Keempat, berburu lailatul qadr.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Qadr: 1-5.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan... Malam yang lebih mulia dari seribu bulan ini penuh dengan keberkahan dan merupakan saat yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa, memohon ampunan, dan mengharap rahmat Allah."
Doa yang diajarkan Rasulullah saw.
Dari Aisyah r.a., beliau berkata:
“Ya Rasulullah, jika aku mendapati malam Lailatul Qadr, apa yang harus aku ucapkan?” Rasulullah saw bersabda: ‘Ucapkanlah: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي (Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni)’. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku.)” (HR. Tirmidzi).
Sepuluh hari terakhir Ramadan adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Mari kita ikuti teladan Rasulullah saw. dengan memperbanyak ibadah, mengajak keluarga untuk turut serta, dan memohon ampunan-Nya dengan penuh harap.
Semoga kita semua dipertemukan dengan malam Lailatul Qadr dan mendapatkan keberkahan yang melimpah.