Ilustrasi (www.unsplash.com)

Kedungademmu.id
Ramadan adalah bulan penuh berkah yang dinanti umat Islam di seluruh dunia. Salah satu tantangan yang dihadapi selama bulan suci ini adalah perbedaan durasi puasa di berbagai negara, tergantung pada letak geografisnya.

Negara-negara yang berada di belahan bumi utara, khususnya yang mendekati Kutub Utara, mengalami siang yang lebih panjang, sehingga durasi puasanya lebih lama.

Sebaliknya, negara-negara di belahan bumi selatan cenderung memiliki waktu siang yang lebih pendek.

Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang

Berdasarkan data dari caritahu.kontan.co.id, umat Islam di Reykjavik, Islandia harus berpuasa selama 20-21 jam. Hal ini disebabkan oleh fenomena matahari yang hampir tidak terbenam selama musim panas.

Kota Tromsø, Norwegia, dan Stockholm, Swedia, juga mengalami durasi puasa panjang, mencapai 19-20 jam.

Selain itu, kota-kota di Eropa seperti Helsinki (Finlandia), Glasgow (Skotlandia), dan Ottawa (Kanada) juga termasuk dalam daftar negara dengan durasi puasa yang panjang, berkisar antara 16 hingga 17 jam.

Negara dengan Durasi Puasa Tersingkat

Sebaliknya, negara-negara di belahan bumi selatan justru mengalami waktu puasa yang lebih pendek.

Santiago, Chile, dan Buenos Aires, Argentina, hanya menjalankan puasa sekitar 10-11 jam. Hal ini terjadi karena Ramadan jatuh pada musim gugur atau musim dingin di wilayah tersebut.

Selain itu, Sydney (Australia), Cape Town (Afrika Selatan), dan Jakarta (Indonesia) memiliki durasi puasa yang lebih ringan, berkisar 12 hingga 13 jam.

Durasi Puasa di Indonesia

Sebagai negara yang terletak di sekitar garis khatulistiwa, Indonesia memiliki durasi puasa yang relatif stabil sepanjang tahun, yakni sekitar 12 hingga 13 jam.

Durasi ini tidak mengalami perubahan drastis karena waktu siang dan malam di Indonesia hampir selalu seimbang.

Dalil tentang Perbedaan Waktu dan Kewajiban Puasa

Perbedaan waktu di berbagai belahan dunia, termasuk durasi puasa yang berbeda, merupakan tanda kebesaran Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman:

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, serta menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan demikian itu kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang mengetahui." (QS. Yunus: 5).

Puasa Ramadan sendiri adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang telah baligh dan mampu menjalankannya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Swt.:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183).

Bagi umat Islam yang berada di negara dengan durasi siang yang sangat panjang atau sangat pendek, para ulama memberikan keringanan untuk mengikuti waktu puasa negara terdekat yang memiliki waktu siang dan malam yang normal.

Hal ini berdasarkan prinsip kemudahan dalam Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

"Sesungguhnya agama ini mudah." (HR. Bukhari no. 39).

Perbedaan durasi puasa ini adalah bagian dari keunikan yang Allah tetapkan di berbagai belahan dunia. Tak peduli berapa lama durasi puasa, yang terpenting adalah menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan keimanan.

Semoga Ramadan tahun ini membawa keberkahan bagi seluruh umat Muslim di dunia.