Ilustrasi (www.pexels.com)

Kedungademmu.id
Kisah pernikahan Nabi Muhammad saw. dengan Aisyah r.a. kerap menjadi sorotan, baik dalam kajian sejarah Islam maupun dalam propaganda kaum kafir yang berusaha merusak citra beliau.

Untuk memahami lebih dalam, Kedungademmu.id melakukan wawancara eksklusif dengan Ustaz Rojii, seorang pendakwah yang aktif dalam kajian sirah nabawiyah.

Konteks Pernikahan Nabi dengan Aisyah r.a.

Menurut Ustaz Rojii, pernikahan Nabi Muhammad saw. dengan Aisyah r.a. bukanlah sesuatu yang dapat dinilai dengan standar modern. Beliau menjelaskan:

"Dalam tradisi Arab saat itu, usia pernikahan bukan sekadar angka, tetapi terkait dengan kedewasaan seseorang dalam memahami kehidupan. Allah Swt. telah memilih Aisyah r.a. sebagai pendamping Nabi Muhammad saw. dengan hikmah yang luar biasa."

Lebih lanjut, Ustaz Rojii menegaskan bahwa Aisyah r.a. menjadi salah satu perawi hadis terbanyak dan memiliki kontribusi besar dalam menyebarkan ilmu Islam.

Dalil Pernikahan dan Keutamaan Aisyah r.a.

Sebagai pendakwah yang berpegang pada sumber-sumber sahih, Ustaz Rojii mengutip beberapa hadis sebagai dasar bahwa pernikahan ini adalah ketetapan Allah Swt.:

Hadis Pernikahan Nabi Muhammad saw. dengan Aisyah r.a.
Aisyah r.a. berkata:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِنْتُ سِتٍّ وَبَنَى بِي وَأَنَا بِنْتُ تِسْعٍ

"Nabi Muhammad saw menikahiku saat aku berusia enam tahun dan mulai tinggal bersamanya ketika aku berusia sembilan tahun." (HR. Bukhari No. 5133, Muslim No. 1422).

Hadis tentang Kecintaan Nabi Muhammad saw kepada Aisyah r.a.
Dalam sebuah riwayat, Amr bin Al-Ash bertanya kepada Nabi Muhammad saw.:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: «عَائِشَةُ». قُلْتُ: فَمِنَ الرِّجَالِ؟ قَالَ: أَبُوهَا.

"Aku bertanya, ‘Wahai Nabi Muhammad saw, siapakah orang yang paling engkau cintai?’ Beliau menjawab, ‘Aisyah.’ Aku bertanya lagi, ‘Kalau dari laki-laki?’ Beliau menjawab, ‘Ayahnya (Abu Bakar).’" (HR. Bukhari No. 3662, Muslim No. 2384).

Hadis tentang Wafatnya Nabi Muhammad saw di Pangkuan Aisyah r.a.
Aisyah r.a. meriwayatkan:

مَاتَ فِي بَيْتِي، وَفِي يَوْمِي، وَبَيْنَ سَحْرِي وَنَحْرِي، وَجَمَعَ اللَّهُ بَيْنَ رِيقِي وَرِيقَهُ

"Beliau (Nabi Muhammad saw) wafat di rumahku, pada giliranku, di antara dadaku dan leherku, dan Allah menggabungkan air liurku dengan air liur beliau." (HR. Bukhari No. 4449, Muslim No. 2443).

Menurut Ustaz Rojii, hadis ini menunjukkan bahwa hubungan Nabi Muhammad saw. dengan Aisyah r.a. dilandasi oleh kasih sayang yang luar biasa hingga akhir hayat beliau.

Menjawab Tuduhan Kaum Kafir

Saat ditanya mengenai serangan kaum kafir yang mempertanyakan pernikahan ini, Ustaz Rojii menegaskan, "Mereka yang menyerang Islam sering kali menggunakan standar ganda dan menilai sejarah tanpa memahami konteks zamannya."

Islam telah memberikan kedudukan tinggi kepada perempuan, dan Aisyah r.a. adalah salah satu contoh bagaimana seorang perempuan dalam Islam bisa menjadi ulama besar dan pemimpin dalam keilmuan.

Pernikahan Nabi Muhammad saw dengan Aisyah r.a. bukan hanya peristiwa sejarah biasa, tetapi bagian dari takdir Ilahi yang membawa hikmah besar dalam dakwah Islam. Sebagai umat Muslim, kita harus memahami sejarah dengan benar dan menjawab tuduhan dengan dalil yang kuat.

Ustaz Rojii menegaskan bahwa pernikahan Nabi Muhammad saw. dengan Aisyah r.a. adalah bagian dari rencana Allah Swt. yang penuh hikmah.

Sebagai Muslim, kita wajib memahami sirah Nabi Muhammad saw. dengan benar dan menjawab berbagai tuduhan dengan dalil yang sahih.