![]() |
Gedung Sritex (Istimewa/Kedungademmu.id) |
Kedungademmu.id—Langit industri tekstil Indonesia kembali mendung. PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu raksasa tekstil terbesar di Asia Tenggara, resmi tutup per 28 Februari 2025.
Ribuan buruh kehilangan pekerjaan, masa depan mereka kini penuh tanda tanya.
Tidak ada yang menyangka perusahaan sebesar Sritex bisa tumbang secepat ini. Sejak awal tahun, gelombang PHK sudah mulai terasa. Hingga akhirnya, keputusan pailit menjadi vonis akhir yang tak terhindarkan.
Lebih dari 10.000 pekerja kini harus menghadapi realitas pahit: kehilangan pekerjaan di tengah situasi ekonomi yang tak menentu.
Di Mana Keberpihakan bagi Buruh?
Islam mengajarkan bahwa hak pekerja harus dipenuhi dengan adil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Berikanlah pekerja upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah, no. 2443).
Namun, apakah nasib buruh Sritex sudah benar-benar diperhatikan? Mereka memang berhak atas Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), tapi itu bukan jawaban atas kegelisahan jangka panjang.
Allah Swt. pun mengingatkan dalam firman-Nya:
"Dan janganlah kamu kurangi hak-hak manusia dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi." (QS. Asy-Syu’ara: 183).
Pailitnya Sritex bukan hanya kegagalan satu perusahaan, tapi cerminan betapa rapuhnya industri tekstil kita. Ketergantungan pada produk impor yang membanjiri pasar, lemahnya regulasi untuk melindungi industri dalam negeri, serta kebijakan ekonomi yang tak berpihak membuat banyak perusahaan tekstil lokal kelimpungan.
Jika situasi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin kita akan menyaksikan lebih banyak lagi industri dalam negeri yang terpuruk.
![]() |
Demo karyawan Sritex (Instagram sritexindonesia) |
Saatnya Bertindak
Tumbangnya Sritex harus menjadi pelajaran. Pemerintah tidak bisa terus menutup mata. Proteksi terhadap industri tekstil lokal harus diperkuat. Insentif pajak bagi pengusaha lokal, pengendalian impor yang lebih ketat, serta kepastian hukum bagi pekerja harus segera diwujudkan.
Allah Swt. berfirman:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia." (QS. Al-Qasas: 77).
Industri tekstil bukan sekadar angka dalam laporan ekonomi. Ada ribuan nyawa yang bergantung padanya. Jika kita tidak segera bergerak, maka kehancuran industri dalam negeri bukan lagi ancaman, tapi kepastian.