Sejak pagi, para alumni berdatangan dengan wajah sumringah. Pelukan erat, canda tawa, dan cerita masa lalu segera mengalir, menciptakan suasana akrab yang begitu kental. Acara diawali dengan penampilan hadrah dari siswa-siswi madrasah, yang semakin membangkitkan nostalgia dan kebanggaan akan almamater tercinta.
Momen Haru dan Kebersamaan
Dalam sambutannya, Kepala MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem, Ahmad Syaeful Anam, mengungkapkan rasa bangganya melihat para alumni telah sukses di berbagai bidang. “Madrasah ini selalu terbuka untuk kalian. Semoga silaturahmi ini terus terjalin dan memberi manfaat bagi kita semua,” ujarnya.
Puncak keharuan terjadi ketika para alumni bertemu kembali dengan guru-guru yang dulu membimbing mereka, seperti Soemartono Budi Susilo, Suprabono, dan Moch. Choirul Anam. Banyak yang tak kuasa menahan air mata saat menyalami mereka dan mengucapkan terima kasih atas jasa yang telah diberikan. Kenangan lama pun seakan kembali hidup dalam obrolan mereka.
Lebih dari Nostalgia: Aksi Sosial yang Bermakna
Reuni ini bukan sekadar ajang temu kangen, tetapi juga menjadi wadah berbagi kebahagiaan. Ketua panitia, Abu Hasrun, menjelaskan bahwa alumni turut menyalurkan bantuan kepada sesama. Mereka memberikan infak kepada 10 anak yatim, zakat mal kepada delapan alumni yang membutuhkan, serta bingkisan untuk para guru dan rekan alumni.
Tak hanya itu, acara semakin meriah dengan sesi doorprize yang disambut antusias oleh para peserta. Sebagai penutup, salah satu alumni, Zaenal Abidin, yang kini menjadi ustaz, menyampaikan tausiyah inspiratif tentang pentingnya menjaga silaturahmi dan menghormati guru serta orang tua sebagai bentuk amal saleh.
Reuni ini bukan hanya mempertemukan kembali sahabat lama, tetapi juga menjadi bukti bahwa ikatan alumni MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem tetap kuat, penuh kepedulian, dan bermanfaat bagi sesama. Semoga kebersamaan ini terus terjaga dan semakin membawa keberkahan di masa mendatang.