Plt. Kepala DKPP Zainal Fanani bersama perwakilan JATAM Bojonegoro dalam pertemuan penguatan ketahanan pangan lokal (Istimewa/kedungademmu.id)

Kedungademmu.idDalam rangka memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani, Jama’ah Tani Muhammadiyah (JATAM) Bojonegoro menggelar silaturahmi Syawal bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Senin (14/4/2025) 
Bertempat di Kantor DKPP Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam membangun sinergi untuk mewujudkan gerakan pertanian ramah lingkungan berbasis teknologi tepat guna.

Pelaksana Tugas Kepala DKPP, Zainal Fanani, menyatakan komitmennya dalam memberikan dukungan nyata kepada petani yang telah menerapkan metode pertanian organik. “Sebagai bentuk apresiasi kepada para petani yang tidak lagi menggunakan pestisida dan telah mengaplikasikan pupuk organik serta teknologi Biosaka, kami akan membeli hasil pertanian mereka dengan harga lebih tinggi dari Harga Pokok Penjualan (HPP),” ujarnya.

Sekretaris JATAM Bojonegoro, Abdul Rokhim, menekankan pentingnya penyuluhan dan pendampingan bagi para petani agar mereka memahami dan menerapkan teknologi berbasis Biosaka. “Dengan menggunakan Biosaka, petani dapat menghemat penggunaan pupuk kimia hingga lebih dari 50 persen dan tidak lagi bergantung pada pestisida. Penghematan biaya produksi ini akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani,” jelasnya.

Senada dengan hal tersebut, Ketua JATAM Bojonegoro, Agus Na’im, menyatakan kesiapan JATAM untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Kami siap bersinergi dalam mendukung ketahanan pangan Bojonegoro. Fokus kami adalah menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan taraf hidup petani,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Bojonegoro, Abd. Qodir, menyoroti pentingnya regenerasi petani melalui pelibatan generasi muda. “Kami siap mendampingi petani, khususnya dalam mendorong keterlibatan generasi milenial dan generasi Z. Jika petani saat ini bisa merasakan kebahagiaan dalam bertani, maka generasi muda pun akan tergerak untuk ikut bertani dengan semangat dan kebanggaan,” katanya.

Adapun poin-poin utama yang menjadi fokus gerakan pemberdayaan petani JATAM Bojonegoro antara lain:

Pertama Meningkatkan produksi pertanian melalui teknologi Biosaka yang menghemat pupuk hingga 50 persen dan tanpa penggunaan pestisida.

Kedua Melaksanakan serangkaian uji laboratorium dan penelitian empiris guna meningkatkan mutu hasil pertanian.

Ketiga Membangun sistem pemasaran serta pembelian hasil pertanian anggota JATAM secara langsung.

Keempat Silaturahmi ini menjadi tonggak awal terbangunnya ekosistem pertanian yang berkelanjutan di Bojonegoro, dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, organisasi tani, dan masyarakat.