IPM Bojonegoro menilai insiden tragis ini sebagai pelanggaran berat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran Islam yang menjunjung tinggi kesucian hidup. Sebagai organisasi pelajar yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan, IPM menegaskan bahwa setiap nyawa manusia adalah suci dan tak ternilai.
Ketua Umum PD IPM Bojonegoro, Nasarudin Yusma, menyatakan keprihatinan dan kemarahannya terhadap kejadian tersebut.
"Kami mengecam sekeras-kerasnya tindakan biadab ini. Islam dengan tegas melarang pembunuhan dan mendorong kita untuk menjaga kehidupan. Kami, sebagai pelajar Muhammadiyah, diajarkan untuk menjunjung kasih sayang, kedamaian, dan penghormatan terhadap martabat setiap individu. Pasal 28A UUD 1945 pun menyebutkan bahwa 'setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya'," tegas Nasarudin.
Lebih lanjut, IPM Bojonegoro mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini, menangkap pelaku, serta memberikan hukuman setimpal sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Keadilan bagi korban dan keluarganya harus ditegakkan.
IPM Bojonegoro juga mengajak seluruh pelajar Muhammadiyah serta generasi muda untuk:
Menolak segala bentuk kekerasan: Tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan kekerasan, apalagi sampai merenggut nyawa.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan: Memupuk sikap saling menghormati, toleransi, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.
Berperan aktif menciptakan lingkungan damai: Melalui tindakan nyata di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Meningkatkan pemahaman agama yang benar: Mengenal Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin, yang membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi semua.
IPM Bojonegoro menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan mendoakan agar mereka diberi ketabahan dalam menghadapi musibah ini.
“Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan memperkuat komitmen dalam menciptakan masyarakat yang damai dan beradab,” pungkas Nasarudin.