![]() |
Ustaz Sulaiman AA (tengah) menyampaikan tausiyah dalam acara Halal Bihalal & Kajian Islam yang diselenggarakan oleh PCM Kedungadem (Samsul Arifin/kedungademmu.ida) |
Hadir sebagai penceramah utama, Ustaz Sulaiman AA, Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PDM Bojonegoro, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menyambut Idul Fitri bukan sekadar dengan pakaian baru, tetapi juga dengan hati yang baru—bersih dari dendam, iri, dan luka batin.
“Ketika dua orang Muslim bersalaman, maka dosa-dosa kecil mereka akan berguguran sebagaimana daun-daun yang jatuh dari pohon,” kutipnya dari sabda Rasulullah SAW.
Dengan gaya khas yang ringan namun menyentuh, Ustaz Sulaiman menjelaskan bahwa silaturahmi dan saling memaafkan bukan hanya bagian dari budaya, melainkan ibadah sosial yang bernilai tinggi di sisi Allah. Ia menekankan bahwa halal bihalal harus dimaknai sebagai gerakan hati untuk saling membuka diri, menundukkan ego, dan membangun hubungan yang harmonis.
Kupat: Bukan Sekadar Hidangan
Dalam kajiannya, beliau turut mengangkat makna filosofis dari ketupat atau kupat, yang berasal dari ungkapan "kulo nyuwun lepat"—saya mohon maaf.
“Ngamal kupatan itu bukan hanya makanannya, tapi juga maknanya: minta maaf, memaafkan, dan melembutkan hati,” ujarnya dengan senyum.
Islam yang Benar, Baik, dan Indah
Di akhir kajian, Ustaz Sulaiman mengajak seluruh jamaah untuk terus mengamalkan nilai-nilai Islam secara benar dalam memahami, baik dalam menjalankan, dan indah dalam dampaknya. Islam yang hidup dalam akhlak, bukan hanya dalam seremonial.