Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus forum konsolidasi gerakan pertanian berbasis komunitas. Tujuannya adalah memperkuat peran petani Muhammadiyah dalam mendukung ketahanan pangan nasional serta mendorong terwujudnya kesejahteraan petani.
Moch Choirul Anam menekankan pentingnya sinergi antara organisasi masyarakat, kelompok tani, dan pemerintah daerah. Menurutnya, JATAM memiliki posisi strategis sebagai penggerak ekonomi umat dan agen perubahan di sektor pertanian.
“Ketahanan pangan dan kesejahteraan petani merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kita harus memastikan petani berdaya, mandiri, serta mampu mengelola lahan secara produktif dan berkelanjutan,” ujar Choirul Anam.
Diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Sejumlah isu strategis dibahas, mulai dari ketersediaan pupuk, akses pembiayaan, pemasaran hasil pertanian, hingga pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Ketua JATAM PDM Bojonegoro, Agus Naim, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen JATAM untuk terus mendorong lahirnya gerakan pertanian yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
“Ini bukan sekadar silaturahmi, tetapi juga momentum untuk menyatukan langkah dalam memperkuat basis ekonomi petani dan menghadirkan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi,” ujar Agus Naim