Ilustrasi (www.unsplash.com)

Kedungademmu.id
Memasuki sepuluh hari pertama Zulhijah, umat Islam diingatkan untuk memaksimalkan amalan mulia di bulan yang dijuluki asy-syahrul haram (bulan yang mulia).

Puncaknya, puasa Arafah pada tanggal 9 Zulhijah yang di dalamnya terdapat amalan sunah dengan keutamaannya yang luar biasa.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa pada hari Arafah–aku berharap kepada Allah–menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa ‘Asyura’ (10 Muharam)–aku berharap kepada Allah–menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu.” (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Baihaqi)

Di sisi lain, praktik puasa Tarwiyah (8 Zulhijah) memicu perdebatan: sebagian ulama menganjurkannya berdasar riwayat yang menyebutkan:

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

“Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa setahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun.”

Namun hadis ini dipandang dha‘īf (lemah) dan bahkan mauḍū‘ (palsu) oleh Syaikh Al-Albani dan dipertanyakan sanadnya oleh Imam Al-Hakim, sehingga tidak dapat dijadikan landasan kuat untuk menyunahkan tarwiyah sendirian.

Merentang Selama Sembilan Hari
Alternatif dalil sunah tentang tarwiyah justru bersumber dari kebiasaan Nabi ﷺ berpuasa sembilan hari pertama Zulhijjah, sebagaimana ditegaskan dalam hadis shahih berikut.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنٍ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

“Rasulullah ﷺ biasa berpuasa sembilan hari awal Zulhijah, puasa ‘Asyura’, dan tiga hari setiap bulan—Senin dan Kamis.” (HR Abu Dawud No. 2437; shahīh menurut Al-Albani)

Lebih jauh, keutamaan sepuluh hari ini ditegaskan oleh Ibnu Abbas:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ

“Tidak ada hari di mana amal saleh lebih dicintai oleh Allah Swt. selain hari-hari ini…” (HR. Bukhari)

Dengan demikian, tidak terdapat nash yang secara eksklusif menganjurkan puasa tarwiyah tanggal 8 Zulhijah; amalan ini sebaiknya dipandang sebagai bagian dari niat memperbanyak puasa di sepuluh hari pertama Zulhijahbukan sebagai ibadah berdiri sendiri.