Oleh : M.Adam Firmansyah
Sepulang dari Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil) Pimpinan Wilayah (PW) IPM Jawa Timur dengan tema "Long Lasting Majesty" yang berarti “Bertahan Lama Mewarisi Nilai Keagungan Organisasi”, kami dari Pimpinan Daerah IPM Bojonegoro, khususnya Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP), merenungkan bahwa salah satu kunci utama agar organisasi mampu bertahan lama dan tetap agung adalah grit—kegigihan dalam visi dan aksi.
Dalam konteks IPM yang digerakkan oleh pelajar muda yang akrab dengan teknologi, arus informasi, serta budaya instan, grit menjadi benteng moral sekaligus keterampilan penting yang perlu diasah. Di tengah derasnya distraksi dan budaya serba cepat, kemampuan untuk bertahan dalam kesungguhan menjadi aset yang tak ternilai.
Lebih Penting dari Kecerdasan
Angela Duckworth, seorang psikolog ternama, melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa grit lebih menentukan kesuksesan dibandingkan kecerdasan intelektual (IQ). Ia mendefinisikan grit sebagai:
"Kemampuan untuk mempertahankan minat dan usaha yang gigih dalam mencapai tujuan jangka panjang, meskipun menghadapi kegagalan, kemunduran, dan proses yang lambat."
Dalam penelitiannya, Duckworth menemukan bahwa mereka yang sukses, baik atlet maupun seniman, bukanlah yang paling berbakat, melainkan mereka yang paling tekun. Grit menjadi semacam keterampilan pokok dalam menjalani hidup dan perjuangan.
Demikian pula bagi kader IPM, seberapa tinggi pun kecerdasan seseorang, jika tidak disertai dengan kegigihan dalam mengelola organisasi dan menghadapi dinamika kehidupan, maka keberlangsungan dan kemajuan organisasi bisa terhambat. Justru, ketekunan dan konsistensi yang akan menentukan arah gerakan ke depan.
Dua Komponen Utama Grit
Terdapat dua komponen utama dalam membangun grit yang kuat, yaitu:
Pertama Passion (Gairah) Gairah di sini bukan semangat sesaat, melainkan komitmen jangka panjang terhadap suatu tujuan. Mereka yang memiliki grit tidak mudah tergoda oleh kesenangan instan, karena mereka memegang teguh visi yang lebih besar.
Kedua Perseverance (Ketekunan) Ketekunan adalah kemampuan untuk terus melangkah meski diterpa tantangan dan kegagalan. Mereka yang memiliki grit tidak mudah menyerah dan memiliki semangat never give up. Dalam berorganisasi, istirahat boleh, tapi jangan berhenti. Sebab perjalanan belum selesai.
Bahkan jika secara formal kita tak lagi menjabat dalam struktur IPM, namun nilai dan semangat perjuangan sepatutnya tetap kita hidupkan dalam diri. Sebab, kader yang sejati adalah mereka yang terpanggil, bukan hanya terpilih.
Menjadi Kader yang Terpanggil
Menjadi kader yang terpanggil berarti menyadari bahwa visi IPM untuk membentuk pelajar Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil adalah panggilan jiwa yang perlu diwujudkan dalam setiap laku hidup, tidak sebatas kegiatan seremonial. Kader yang terpanggil akan menginternalisasi nilai-nilai IPM dalam setiap pemikiran dan tindakannya.
Cara Meningkatkan Grit
Agar grit dapat tumbuh kuat dalam diri setiap kader IPM, berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh:
Pertama Temukan tujuan yang bermakna, bukan sekadar keinginan sesaat.
Kedua Miliki pola pikir bertumbuh (growth mindset), yakini bahwa kemampuan bisa ditingkatkan melalui usaha.
Ketiga Hadapi tantangan sebagai peluang belajar, bukan sebagai ancaman.
Keempat Bangun kebiasaan disiplin, sebab konsistensi kecil lebih berdampak daripada usaha yang sporadis.
Kelima Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan.