(www.unplash.com)

Kedungademmu.id
— berikut ini teks Khutbah Jumat dengan judul Birrul Walidain: Kunci Sukses Belajar dan Meraih Ridha Allah

MUQODIMAH

إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

Segala puji bagi Allah , kepada-Nya kita memuji, mohon pertolongan, mohon ampunan, dan mohon perlindungan dari bahaya diri kita dan buruknya amal-amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah ta’ala maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk kecuali dengan izin Allah. Dan bahwasanya saya bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah ta’ala semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya.

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”. (QS. Ali Imron : 102)

Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. “. (QS. An-Nisa’ : 1)

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu  dan barangsiapa menaati Allah dan rasulNya maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung.. (QS. Al ahzab: 70-71)

Amma ba`du,

Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kitab Allah (Al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ’alaihi wa salam, dan seburuk-buruk perkara (dalam urusan agama) adalah yang diada-adakan, dan semua yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat, dan semua kesesatan tempatnya di neraka.

Khutbah Pertama

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, para hadirin yang semoga dirahmati Allah ta`ala

Saya wasiatkan kepada diri saya dan kepada hadirin sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Takwa yang benar adalah takwa yang membuahkan amal, melahirkan adab, dan menumbuhkan rasa takut kepada Allah Swt dalam hati, baik saat dilihat manusia maupun tidak.

Jamaah sekalian, terutama teman santri, ikhwani fillah sekalian yang sedang menuntut ilmu

Ketahuilah, bahwa berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) adalah salah satu pintu terbesar menuju surga, dan termasuk amal yang paling dicintai oleh Allah Swt.

Di antara amalan terbaik yang pernah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw adalah berbakti kepada orang tua. Dalam sebuah hadis disebutkan, tatkala ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad Saw tentang amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt, maka Nabi Muhammad Saw menjawab,

الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ

Salat pada waktunya, kemudian berbakti kepada kedua orang tua, kemudian jihad di jalan Allah Swt.(HR. Bukhari no. 527 dan Muslim no. 85)

Telah tampak jelas dalam hadis ini tentang bagaimana pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, sampai-sampai Nabi Muhammad Saw mendahulukan penyebutan amalan berbakti kepada orang tua daripada jihad. Tentunya tidak ada di antara kita yang ragu tentang keutamaan jihad di jalan Allah Swt, akan tetapi birrul walidain ternyata lebih didahulukan oleh Nabi Muhammad Saw.

Dalam sebuah hadis disebutkan,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَسْتَأْذِنُهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ: أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ

Ada seseorang datang kepada Nabi Saw minta izin hendak ikut berjihad. Lalu Nabi Saw bertanya kepadanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Jawab orang itu, ‘Masih’. Maka Nabi Saw berkata, ‘Pada keduanya, berjihadlah (dengan berbakti)’. (HR. Muslim No. 2549)

Ini merupakan isyarat dari Nabi Muhammad Saw bahwasanya berbakti kepada orang tua butuh perjuangan dan pengorbanan sebagaimana jihad, dan tentunya berbakti kepada orang tua akan mendatangkan pahala yang sangat besar dari Allah Swt

Lihatlah bagaimana birrul walidain lebih didahulukan dari jihad, kecuali jihad yang fardu ‘ain.

Perintah Berbakti dan Larangan Durhaka

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

﴿ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ﴾

Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.” (QS. Al-Isra’: 23)

Dan dalam ayat yang sama, Allah melanjutkan:

﴿ فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا ﴾

Janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)

Para ulama mengatakan bahwa kalimat أُفٍّ adalah kata paling ringan dalam bahasa Arab yang menunjukkan kejengkelan, dan tidak ada kata yang lebih ringan daripada kata tersebut. Artinya, ketika seseorang berbicara dengan orang tuanya, lalu dia mendapati hal-hal yang tidak menyenangkan dari sikap orang tuanya, maka jangan sekali-kali dia menunjukkan kejengkelan terhadap mereka. Lebih daripada itu, jangan sekali-sekali dia sampai berani untuk membentak kedua orang tuanya, namun hendaknya dia berkata kepada mereka dengan perkataan yang baik, perkataan yang lemah lembut. Ingatlah, apabila seorang murid berusaha untuk merangkai kata-kata yang terbaik untuk disampaikan kepada ustadznya, maka sungguh orang tuanya lebih berhak untuk dia bersikap demikian, karena jasa gurunya tidak sebesar jasa orang tuanya terhadapnya.

Jika ucapan “ah” saja dilarang, maka apalagi membentak, mengabaikan, dan membohongi orang tua – itu jauh lebih dilarang dengan keras.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Saat ini kita mulai beranjak remaja, dewasa dan seterusnya dimana akal kita sudah mulai matang, tanggung jawab kita sudah mulai besar, dan tulisan amal kita sudah dinilai penuh oleh Allah ta`ala. Kita bukan lagi anak kecil. Maka:

 Apakah kita masih membohongi orang tua kita?

Apakah kita masih berkata kasar kepada ibu kita lewat chat atau telpon?

Apakah kita masih berbohong ketika ayah dan ibu kita telepon?

 Apakah kita khianat dari amanah ayah dan ibu untuk belajar di Pondok?

Tidakkah kita ingat bagaimana ibu kita dulu terbangun malam-malam demi menggantikan celana kita yang basah?
Bagaimana ayah kita bekerja keras terkena terik panas matahari di jalan demi menyekolahkan kita di pondok?

Ikhwani fillah, kita kini sedang belajar ilmu agama, seharusnya kita menjadi contoh dalam adab dan akhlak. Jangan sampai ilmu yang kita pelajari menjadi bumerang karena kita tidak beradab kepada orang tua kita.

Berkata Al-Imam Asy-Syafi’i رحمه الله:
"Ilmu itu bukan yang hanya dihafal, tapi ilmu adalah yang memberi manfaat."
Dan ilmu tidak akan memberi manfaat jika ia tidak diiringi dengan adab, terutama kepada orang tua kemudian guru/ustadz dan teman satu Pondok.

Khutbah Kedua

Ma’asyiral Muslimin, 

Jangan kita anggap ringan urusan berbakti kepada orang tua, karena ini bisa menjadi pembuka rezeki, keberkahan hidup, kemudahan menuntut ilmu, kemudahan dalam belajar, menghafal dan memahami.

Rasulullah Saw bersabda:

"رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ."

"Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada murka orang tua."
(HR. At-Tirmidzi no. 1899)

Banyak santri yang gagal dalam belajar bukan karena kurang cerdas, tetapi karena ia memutus doa orang tuanya.

Sebaliknya, ada santri yang sederhana sekali, tapi karena setiap malam ibunya bangun berdoa sambil menangis, Allah angkat derajatnya menjadi mudah dalam memahami, menghafal dan mengamalkan ilmunya.

Penutup dan Doa

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ.

اللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

اللّٰهُمَّ احْفَظْ دِيْنَنَا، وَاحْفَظْ بِلَادَنَا، وَانْشُرِ الأَمْنَ وَالإِيْمَانَ فِي دِيَارِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَعْمَارِنَا وَأَرْزَاقِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَجَنِّبْنَا الْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.

اللّٰهُمَّ وَفِّقْ وُلاَةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَخُذْ بِنَوَاصِيهِمْ إِلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى.

اللّٰهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَةَ الْحَقِّ وَالدِّيْنِ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Artinya :

Ya Allah, ampunilah kaum Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Perbaikilah keadaan kaum Muslimin, satukanlah kalimat mereka di atas kebenaran. Lindungilah negeri kami, sebarkan keamanan dan keimanan di tengah kami. Berkahilah umur, rezeki, dan keturunan kami. Hindarkan kami dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi. Tunjukkan para pemimpin kami kepada jalan yang Engkau ridai, dan tolonglah Islam dan kaum Muslimin. Hancurkan musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh agama ini. Jadikan negeri ini dan negeri-negeri kaum Muslimin sebagai negeri yang aman dan tenteram. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabat beliau. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.