![]() |
Terlihat para jamaah berjalan kaki menuju Masjidil Haram usai pembatasan layanan Bus Shalawat menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) (Jumari/kedungademmu.id) |
Pembatasan ini berlaku mulai Ahad, 1 Juni 2025, sebagai bagian dari persiapan intensif menghadapi puncak ibadah haji. Bus Shalawat merupakan sarana transportasi yang digunakan para jamaah haji dari berbagai negara untuk berangkat ke Masjidil Haram guna menunaikan salat lima waktu.
Salah satu jamaah asal Indonesia, Ustaz Jumari, yang tergabung dalam KBIHU Madani Bojonegoro menyampaikan kondisi terkini dari Tanah Suci.
“Alhamdulillah, seluruh jamaah dari KBIHU Madani dalam keadaan sehat dan tetap semangat beribadah,” ujar Ust. Jumari saat dihubungi dari Makkah, Sabtu (31/5).
“Pagi tadi kami masih bisa berangkat menggunakan Bus Shalawat sekitar pukul 02.00 dini hari untuk salat Subuh di Masjidil Haram. Tapi mulai besok, bus dihentikan sementara untuk fokus persiapan Armuzna,” lanjutnya.
Dengan penghentian sementara layanan tersebut, jamaah yang ingin tetap beribadah di Masjidil Haram harus menempuh perjalanan sekitar 3 kilometer dengan berjalan kaki. Sementara itu, bagi jamaah lanjut usia, tersedia fasilitas masjid di hotel yang cukup luas dan memadai untuk melaksanakan salat lima waktu secara berjamaah.
Ustaz Jumari juga menjelaskan bahwa rombongan KBIHU Madani Bojonegoro dijadwalkan memulai rangkaian puncak haji pada:
Rabu, 4 Juni 2025 (8 Dzulhijah): pelaksanaan Tarwiyah,
Kamis, 5 Juni 2025 (9 Dzulhijah): wukuf di Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji.
“Mohon doa dari seluruh saudara dan keluarga di tanah air. Semoga kami semua diberi kekuatan dan kesehatan, serta bisa menjalankan seluruh rukun haji dengan lancar hingga kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur,” pungkasnya.