Ilustrasi (www.unsplash.com)

Kedungademmu.id
Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2025 telah menetapkan bahwa  Iduladha 1446 Hijriah akan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025, berdasarkan metode hisab wujudul hilal.

Berdasar penetapan ini, berarti dua hari besar Islam—Iduladha dan hari Jumat, akan dirayakan secara bersamaan. 

Dalam situasi seperti ini, terdapat keringanan (rukhsah) bagi umat Islam yang telah melaksanakan salat Iduladha untuk tidak menghadiri salat Jumat.

Hal ini merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Umar, di mana Rasulullah saw. memberikan pilihan kepada umatnya untuk menghadiri salat Jumat atau tidak setelah melaksanakan salat id.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ اجْتَمَعَ عِيدَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمُ فِطْرٍ وَجُمْعَهٌ فَصَلَّى بِهِمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْعِيدِ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِمْ بِوَجْهِهِ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ قَدْ أَصَبْتُمْ خَيْرًا وَأَجْرًا وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُجْمِعَ مَعَنَا فَلْيُجَمِّعْ وَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ فَلْيَرْجِعْ (رواه الطبراني) .


"Dari Ibn ‘Umar (diriwayatan bahwa) ia berkata: Pada masa Rasulullah saw. pernah dua hari raya jatuh bersamaan, yaitu Idulfitri dan Jumat, maka Rasulullah saw. salat id bersama kaum Muslimin. Kemudian beliau menoleh kepada mereka dan bersabda: 'Wahai kaum Muslimin, sesungguhya kalian mendapat kebaikan dan pahala dan kami akan menyelenggarakan salat Jumat. Barangsiapa yang ingin salat Jumat bersama kami, silahkan, dan barang siapa yang ingin pulang ke rumahnya silahkan pulang,'" (HR. At-Tabrani)

عَنْ إِيَاسِ بْنِ أَبِي رَمْلَةَ الشَّامِيِّ قَالَ شَهِدْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ يَسْأَلُ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ قَالَ هَلْ شَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ فَقَالَ مَنْ شَاءَ فَلْيُصَلِّ

(رواه أبو داود وصححه الأرنؤوط والألباني)


"Dari Iyas Ibn Abu Ramlah Asy-Syami (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Aku menyaksikan Mu‘awiyah Ibn Abu Sufyan bertanya kepada Zaid Ibn Abi Arqam. Ia mengatakan: Apakah engkau pernah mengalami dua hari raya jatuh pada hari yang sama di masa Rasulullah saw? Zaid Ibn Abu Arqam menjawab: Ya, pernah. Mu‘awiyah bertanya lagi: Bagaimana Rasulullah saw. melakukannya? Zaid menjawab: Ia melakukan salat id, kemudian memberi rukhsah (keringanan untuk tidak menghadiri Jumat). Lalu beliau bersabda: 'Barang siapa yang ingin salat bersama kami, silahkan.'" (HR. Abu Dawud dan disahihan oleh Al-Arna’ut dan Al-Albani).


Hadis-hadis ini dan beberapa hadis lain serupa, memberi rukhsah (keringan) untuk tidak menghadiri Jumat di masjid pada hari Jumat yang bersamaan dengan pelaksanaan hari raya id.


Meski terdapat keringanan, bagi imam, khatib, dan pengelola masjid, dianjurkan untuk tetap menyelenggarakan salat Jumat agar jamaah yang tidak mengikuti salat id atau yang ingin tetap berjamaah pada Jumat tetap bisa terlayani secara baik.