Hingga Selasa (3/6/2025), seluruh jamaah dalam kondisi sehat dan siap menjalani rangkaian haji yang dimulai malam ini.
“Alhamdulillah, kami dalam keadaan sehat. Doakan kami bisa menjalankan semua rukun haji dengan lancar dan pulang sebagai haji mabrur,” kata Jumari, jamaah asal Geger, Kedungadem, Bojonegoro
Dibagi Dua Gelombang: Tarwiyah dan Reguler
Jamaah dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan program yang diikuti. Jamaah program Tarwiyah akan diberangkatkan malam ini (7 Dzulhijjah) usai salat Isya dari hotel menuju Mina. Mereka akan menginap di tenda-tenda Mina sebelum bergerak ke Arafah keesokan harinya.
Sementara itu, jamaah reguler akan langsung diberangkatkan ke Arafah pada Rabu (4/6), 8 Dzulhijjah, sesuai jadwal kloter masing-masing.
Ini Amalan yang Perlu Diperhatikan Jamaah
Selama masa Armuzna, jamaah diimbau untuk fokus memperbanyak doa, dzikir, dan talbiyah. Berikut panduan singkatnya:
Amalan 7 Dzulhijjah (Tarwiyah) & 8 Dzulhijjah (Reguler)
Membersihkan diri: memotong kuku, mencukur rambut kemaluan dan ketiak, kumis, dan rambut lainnya.
Mandi ihram.
(Khusus laki-laki) memakai wewangian di badan, bukan pada pakaian ihram.
Mengenakan pakaian ihram dari hotel.
Salat sunnah dua rakaat.
Sebelum berangkat, berdiri menghadap kiblat dan membaca niat haji:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا
Setelah niat, seluruh larangan ihram mulai berlaku.
Jamaah Tarwiyah akan diberangkatkan malam ini menuju Mina.
Jamaah reguler akan diberangkatkan ke Arafah pada 8 Dzulhijjah, mulai pagi hingga malam hari (jadwal akan diinformasikan).
Sejak niat ihram hingga lontar jumrah Aqabah (10 Dzulhijjah), perbanyak talbiyah:
Labbaikallahumma labbaik...
Amalan 8 Dzulhijjah (Khusus Tarwiyah di Mina)
Melaksanakan salat tepat waktu.
Salat Dzuhur, Ashar, dan Isya di-qashar (2 rakaat), tidak dijamak.
Salat Subuh dan Magrib tetap dikerjakan secara sempurna.
Memperbanyak talbiyah dan dzikir.
Amalan 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
Jamaah Tarwiyah berangkat dari Mina ke Arafah setelah Subuh.
Tidak disunnahkan berpuasa bagi jamaah haji.
Khutbah Arafah disampaikan saat waktu Dzuhur tiba.
Salat Dzuhur dan Ashar dijamak dan di-qashar (2 rakaat masing-masing), dilakukan secara berjamaah (jamak taqdim).
Wukuf dimulai: menghadap kiblat, angkat tangan, dan perbanyak doa, dzikir, serta salawat hingga matahari terbenam.
Setelah Magrib, jamaah berangkat ke Muzdalifah menggunakan bus.
Jamaah program murur tidak turun di Muzdalifah, langsung menuju Mina.
Di Muzdalifah, salat Magrib dan Isya dijamak ta’khir dan di-qashar.
Mabit (bermalam) hingga Subuh, lalu salat Subuh.
Mengumpulkan batu kerikil (jika memungkinkan 70 batu) untuk lontar jumrah hingga hari Tasyrik. Bila tidak cukup, bisa dilengkapi di Mina.
Amalan 10 Dzulhijjah
Setelah salat Subuh, jamaah bertolak ke Mina sesuai jadwal.
Sesampai di Mina, masuk ke tenda dan menunggu jadwal lontar jumrah Aqabah.
Lontar jumrah Aqabah: 7 kerikil sambil bertakbir tiap lemparan.
Posisi melempar: Makkah di kiri, Mina di kanan.
Jamaah lansia atau sakit dapat diwakilkan dalam lontar (dibadalkan), dengan urutan: diri sendiri lebih dahulu, baru untuk yang dibadalkan.
Setelah lontar, hentikan talbiyah.
Tahallul awal: cukur gundul atau pendek rambut → bebas dari larangan ihram, kecuali hubungan suami istri.
Boleh ganti pakaian biasa.
Amalan 11–13 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)
Nafar Awal: kembali ke hotel tanggal 12 Dzulhijjah.
Nafar Tsani: kembali ke hotel tanggal 13 Dzulhijjah.
Setiap hari, lontar tiga jumrah (Ula, Wustha, Aqabah), masing-masing 7 kerikil sambil bertakbir.
Mabit di Mina tiap malam, perbanyak dzikir.
Amalan 12/13 Dzulhijjah (Setelah Nafar)
Setelah lontar, kembali ke hotel sebelum matahari terbenam.
Istirahat secukupnya.
Menunaikan Thawaf Ifadah dan Sa’i → tahallul kedua, semua larangan ihram telah gugur.
Menyembelih hewan hadyu (bisa dilakukan saat Idul Adha atau hari Tasyrik).