![]() |
Menjaga Nyala Api Literasi: Ahmad Nurefendi Fradana saat menyampaikan materi |
Kedungademmu.id—Di tengah arus disrupsi digital yang kian mengguncang lanskap pengetahuan, literasi menjelma menjadi fondasi utama untuk berpikir kritis, memilah informasi, dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial.
Di era ketika informasi membanjir tetapi kebijaksanaan menjadi langka, literasi hadir sebagai penyeimbang, sekaligus perlawanan. Itulah sebabnya, upaya menanamkan kecakapan literasi pada generasi muda menjadi semakin mendesak dan strategis.
Membaca realitas tersebut, Ahmad Nurefendi Fradana dan Nyoman Suwarta, dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) menginisiasi sebuah program pengabdian masyarakat bertajuk “Menjaga Nyala Api Literasi”, dengan bentuk kegiatan berupa Lokakarya Pendampingan Menulis Kreatif bagi Gen Z. Kegiatan ini digelar pada Sabtu, 22 Juni 2025, di Aula SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Sidoarjo.
Program ini merupakan bagian dari Hibah Riset Muhammadiyah Batch VIII Tahun 2024, yang secara khusus diarahkan untuk mendukung penguatan literasi melalui pendekatan kreatif dan partisipatif.
Kegiatan ini tidak berdiri sendiri. Ia merupakan hasil kolaborasi antara tim pengabdian UMSIDA dengan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Timur, yang selama ini dikenal sebagai organisasi pelajar berbasis dakwah keilmuan dan gerakan literasi.
“Literasi saat ini bukan hanya soal baca-tulis. Ia adalah alat perjuangan, cara kita mengambil peran dalam menyusun narasi yang sehat dan bernas di ruang publik. Dan Gen Z punya posisi strategis dalam hal itu,” ungkap Fendi, ketua tim pengabdian, sekaligus dosen PGSD UMSIDA yang selama ini memfokuskan kajiannya pada isu literasi masyarakat dan pendidikan alternatif.
Lokakarya ini diikuti oleh 48 peserta yang terdiri dari personalia PW IPM Jawa Timur serta perwakilan dari 38 Pimpinan Daerah IPM se-Jawa Timur.
Selama kegiatan berlangsung, peserta diajak untuk mengeksplorasi teknik menulis kreatif, membedah dinamika media digital, menggali ide-ide segar, hingga menyusun narasi yang kuat dan bermakna. Metode pelatihan menggabungkan sesi ceramah, diskusi interaktif, dan praktik menulis langsung.
Tak hanya berhenti pada pelatihan, kegiatan ini juga dilanjutkan dengan sesi pendampingan intensif pasca-lokakarya yang difokuskan pada penulisan karya untuk diterbitkan dalam bentuk buku antologi.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, program ini juga memosisikan literasi sebagai kontribusi nyata terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya pada poin keempat: pendidikan berkualitas.
Literasi yang dikembangkan tidak semata kemampuan akademik, tetapi sebagai instrumen untuk membangun kepekaan sosial, keberanian bersuara, dan kematangan berpikir di tengah dunia yang penuh distraksi.
Dengan diselenggarakannya lokakarya ini, diharapkan IPM Jawa Timur dapat menjadi motor penggerak literasi berbasis komunitas yang lebih sistematis dan berdampak luas. Lebih dari itu, Gen Z sebagai peserta utama kegiatan ini diharapkan mampu tampil sebagai produsen wacana, bukan sekadar konsumen informasi—sebuah peran strategis untuk menjaga nyala api literasi tetap menyala terang di masa depan.