![]() |
Para peserta dan panitia berfoto bersama usai acara di Masjid Al-Mukhlisin, Dusun Pilanggede, Balongcabe (Istimewa/kedungademmu.id) |
Kegiatan ini menghadirkan Ipmawan Muhammad Iqbal, Sekretaris Bidang Teknologi Informasi PW IPM Jawa Timur, sebagai pemateri utama. Dalam penyampaiannya, Iqbal menekankan bahwa makna pengorbanan tidak harus selalu berbentuk materi. Ia menyebut, pelajar bisa berkorban melalui hal-hal sederhana yang dilakukan sehari-hari.
“Berkurban bagi pelajar bisa diwujudkan dengan belajar sungguh-sungguh, membantu orang tua, aktif di organisasi, hingga berani menyampaikan pendapat. Itu semua bentuk pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak kalah mulia,” ujar Iqbal.
Ia juga mengajak peserta untuk tidak takut mengambil risiko demi perbaikan diri. “Ambil risiko untuk berubah. Kamu akan mengorbankan waktu, tenaga, bahkan uang. Tapi semua itu sepadan jika tujuannya untuk kebaikan,” lanjutnya.
Iqbal menutup pemaparannya dengan mengingatkan bahwa Iduladha adalah momen memperkuat keikhlasan dan kepedulian. “Iduladha mengajarkan kita untuk ikhlas, taat, dan peduli. Bukan soal seberapa besar yang dikorbankan, tapi seberapa tulus niat di baliknya,” tutupnya.
Kegiatan ini bertujuan membuka wawasan pelajar tentang arti pengorbanan dari sudut pandang yang lebih luas. Tidak selalu tentang harta, tetapi juga keberanian menyumbangkan waktu, tenaga, dan meninggalkan kenyamanan demi kebermanfaatan bersama.
Ketua Umum PC IPM Kedungadem, Ipmawan Amizy Nova, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ajakan bagi pelajar untuk lebih sadar akan pentingnya peran mereka dalam organisasi.
“Pengorbanan itu bukan sekadar soal apa yang kita beri, tetapi juga tentang niat tulus di balik pemberian. Di organisasi ini, kami mengajak teman-teman untuk mulai bergerak, meski dengan langkah kecil. Setiap kontribusi, sekecil apa pun, sangat berarti,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Pelaksana, Ipmawan Ghabriel, berharap kegiatan ini menjadi titik awal semangat baru bagi pelajar IPM Kedungadem.
“Ini bukan sekadar forum diskusi, tapi juga momen refleksi. Bahwa kontribusi tidak harus besar; yang utama adalah kemauan untuk bergerak. Dengan niat dan ketulusan, setiap pelajar bisa memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar,” jelasnya.
Diskusi ini menjadi pengingat dan motivasi bagi para peserta untuk lebih aktif, baik dalam organisasi maupun kehidupan sosial. Dengan semangat “Tidak Harus Hebat, Asal Mau Bergerak”, pelajar diajak menanamkan nilai-nilai pengorbanan melalui langkah sederhana yang bisa dilakukan secara konsisten.