Dalam pemaparannya, M. Yazid Mar’i menyoroti pentingnya pembaruan paradigma pendidikan di lingkungan Muhammadiyah. Ia menegaskan bahwa pendekatan deep learning tidak sebatas metode, melainkan sebuah kebutuhan dalam membangun karakter dan daya saing siswa.
“Deep learning bukan kurikulum, tetapi pendekatan yang menekankan pemahaman mendalam, berpikir kritis, serta pemaknaan luas terhadap materi pelajaran,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa tantangan pendidikan saat ini tidak hanya berasal dari lembaga sekitar, melainkan dari arus globalisasi yang semakin cepat. “Anak-anak kita tidak hanya bersaing dengan sekolah sebelah, tetapi dengan perubahan zaman yang dinamis. Maka, pendidikan harus berorientasi jangka panjang, adaptif, dan progresif,” tegasnya.
Untuk mewujudkan sekolah Muhammadiyah yang unggul, Yazid menyampaikan tiga pilar utama yang harus diterapkan:
Pertama Visi yang Jelas (Clear Vision)
Setiap sekolah dan madrasah Muhammadiyah harus memiliki visi yang terdefinisi, realistis, dan dipahami oleh seluruh elemen: dari pengurus cabang, guru, tenaga kependidikan, hingga masyarakat sekitar.
Kedua Nilai Dasar yang Kuat (Core Values)
Sekolah unggul harus berlandaskan nilai-nilai karakter yang kokoh, menjadi budaya dalam pembelajaran, serta menjadi pembeda dari lembaga pendidikan lainnya. Core values ini turut membentuk citra dan daya tarik sekolah.
Ketiga Lingkungan Belajar yang Sehat dan Ramah Anak
Menciptakan lingkungan yang clean, green, hygienic, beautiful, and safe menjadi prioritas. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuh yang sehat secara fisik, psikologis, dan sosial.
Pemaparan tersebut disambut antusias oleh peserta yang terdiri atas anggota Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Bojonegoro, wakil ketua PCM bidang pendidikan, ketua dan sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PCM se-Bojonegoro, serta kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah se-kabupaten.
Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF, Suprapto, menyatakan bahwa sesi keynote ini menjadi penghangat suasana dan penyatu visi para pemangku kebijakan pendidikan Muhammadiyah.
“Dengan semangat Membangun Pendidikan yang Berkemajuan dan Berkeadaban, kami optimistis mampu menjawab tantangan zaman dan meningkatkan kualitas pendidikan Muhammadiyah secara menyeluruh,” ucap Suprapto.
Di sela kegiatan Rakorda, juga diberikan apresiasi kepada para pemenang Muhammadiyah Educational Award (MEA) atas prestasi akademis dan non-akademis. Selain itu, digelar pula lomba permainan tradisional seperti dagongan serta pidato dalam Bahasa Jawa, sebagai upaya melestarikan budaya lokal yang mulai tergerus zaman.