H. Bambang Utomo saat menyampaikan kajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (Istimewa/kedungademmu.id)

Kedungademmu.id—Suasana penuh semangat dan kebersamaan tampak menyelimuti halaman Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 11 Mlideg Kedungadem Bojonegoro, Selasa (21/10/2025). Lebih dari 420 jamaah memenuhi lokasi dalam kegiatan Anjangsana Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kedungadem bersama Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Mlideg.

Acara ini diawali dengan sambutan hangat dari Ketua PRA Mlideg, Miftahul Jannah, yang menyampaikan rasa syukur atas kehadiran seluruh jamaah serta menekankan pentingnya memperkuat ukhuwah di lingkungan ‘Aisyiyah.

 “Kegiatan ini menjadi sarana silaturahmi dan penguatan semangat dakwah di kalangan ibu-ibu ‘Aisyiyah agar tetap solid, berkemajuan, dan berdaya dalam membina keluarga serta masyarakat,” ujarnya.

Ketua PCA Kedungadem, Hj. Samiasih, dalam sambutannya menambahkan bahwa kegiatan anjangsana merupakan momentum mempererat hubungan antar ranting sekaligus memperkuat komitmen dalam menjalankan misi dakwah Persyarikatan.

 “Melalui kegiatan ini, mari kita jadikan ‘Aisyiyah sebagai wadah pembinaan yang menebar manfaat, menguatkan iman, dan memperkokoh peran perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan sosial,” tutur Hj. Samiasih.

Puncak acara diisi dengan kajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (KMD) oleh H. Bambang Utomo Ketua PCM Kedungadem dengan tema “Mengafirmasi Diri dengan Ad-Dinnul Islam.” Dalam ceramahnya, beliau menyoroti pentingnya keteguhan iman di tengah era disrupsi yang terus berkembang.

Menurut H. Bambang Utomo, saat ini umat Islam dihadapkan pada fenomena disrupsi, yaitu perubahan besar-besaran akibat inovasi dan teknologi yang mengubah pola hidup manusia—mulai dari cara bekerja, belajar, berbisnis, hingga beribadah.

 “Kader ‘Aisyiyah sebagai ibu dari generasi penerus memiliki tanggung jawab besar menjaga dan memperkuat ruh keimanan anak-anak di tengah gempuran perubahan ini,” tegasnya.

Dalam kajiannya, beliau juga mengutip firman Allah SWT dalam Surah Az-Zumar ayat 9,

Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
(QS. Az-Zumar [39]: 9)

H. Bambang menegaskan bahwa ayat ini menjadi pengingat agar umat Islam terus mengasah keimanan melalui ilmu pengetahuan. Ia juga menyampaikan pesan spiritual bahwa manusia patut bersyukur jika digolongkan Allah sebagai Al-Murooduuna Majdzuubuuna — yakni hamba yang memiliki iman dan Islam tanpa perantara, karena hati mereka telah terbuka sejak dalam kandungan.

Kegiatan anjangsana ini ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah antar jamaah. Semangat kebersamaan dan kekhidmatan tampak begitu kuat, mencerminkan nilai-nilai dakwah ‘Aisyiyah yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.