Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Camat Balen, Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro Lasuri, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro H. Suwito, Ketua JATAM Bojonegoro Agus Na’im, Inovator Biosaka dan N-Level Muhammad Anshor, serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Bojonegoro Timur.
Ketua JATAM Bojonegoro, Agus Na’im, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menekankan pentingnya kebersamaan dan sinergi antarpetani dalam membangun pertanian yang berkeadilan dan berkelanjutan.
"Alhamdulillah, kita dapat berkumpul dalam suasana kebersamaan. Semoga semangat ini menjadikan JATAM semakin kuat dan berkomitmen memperjuangkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro, Lasuri, yang juga anggota Komisi B DPRD (bidang pertanian), menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kiprah JATAM dalam menggerakkan petani Muhammadiyah. Ia menilai JATAM memiliki peran strategis dalam membangun pertanian yang mandiri, produktif, dan ramah lingkungan.
“Saya sangat mengapresiasi semangat JATAM dalam memberdayakan petani. Di Komisi B, kami terus memperjuangkan aspirasi petani agar pertanian Bojonegoro semakin maju,” tutur Lasuri.
Lasuri menambahkan bahwa kebahagiaan merupakan kunci utama dalam bertani. Menurutnya, kesejahteraan petani tidak hanya ditentukan oleh hasil panen, tetapi juga dari semangat, keikhlasan, dan rasa syukur dalam menjalani profesi.
“Bertani itu harus bahagia. Dari hasil pertanian yang baik, anak-anak petani bisa sekolah tinggi dan menjadi generasi penerus bangsa yang unggul. Petani bahagia, bangsa pun sejahtera,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Lasuri juga menyampaikan bahwa Bojonegoro kini menempati posisi ketiga produksi beras terbesar di Jawa Timur, setelah Ngawi dan Lamongan. Ia optimistis, dengan kerja keras dan kolaborasi, Bojonegoro mampu menjadi lumbung pangan utama Jawa Timur pada tahun 2026.
“Kami menargetkan Bojonegoro naik ke posisi pertama. Ini bisa terwujud jika pemerintah, petani, dan organisasi seperti JATAM terus bersatu dan berinovasi,” ungkapnya.
Kegiatan Sarasehan JATAM ditutup dengan sesi diskusi interaktif antara narasumber dan peserta yang membahas inovasi pertanian, mulai dari pemanfaatan teknologi hingga strategi pengelolaan hasil panen.
Melalui kegiatan ini, JATAM Bojonegoro berharap dapat terus menjadi wadah pembinaan dan pemberdayaan petani Muhammadiyah untuk mewujudkan pertanian yang maju, bahagia, dan menyejahterakan masyarakat.

