![]() |
| Jusuf Kalla menyampaikan pidato testimoni pada peringatan Milad ke-113 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Bandung, (Youtube: muhammadiyah chanel) |
Dalam sambutannya, JK menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak hanya unggul dalam pendidikan dan pelayanan sosial, tetapi juga perlu memperkuat semangat kewirausahaan di kalangan kadernya. Menurutnya, entrepreneur merupakan aktor penting yang mampu memberikan nilai tambah dan menggerakkan kemajuan bangsa.
JK mengawali pidatonya dengan kisah pribadi tentang latar belakang keluarganya yang penuh moderasi. Ayahnya pernah menjadi bendahara NU, sementara ibunya merupakan bendahara ‘Aisyiyah. Pengalaman itu membentuk sikap wasatiyah dalam dirinya, yang kemudian membuatnya nyaman beraktivitas di berbagai organisasi, termasuk Muhammadiyah.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas usia Muhammadiyah yang telah mencapai lebih dari satu abad. Menurutnya, tidak banyak organisasi bisa bertahan hingga usia 113 tahun. “Banyak organisasi hanya hidup 20 atau 30 tahun. Muhammadiyah luar biasa,” ujarnya.
Jusuf Kalla bahkan menyebut Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan terkaya di dunia. Ia mengenang pernah diundang untuk mengikuti penelitian mengenai aset Muhammadiyah, tetapi jumlahnya begitu besar hingga sulit dihitung satu per satu.
Lebih jauh, JK menilai kiprah Muhammadiyah selaras dengan amanat konstitusi, terutama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal itu tampak dari besarnya kontribusi Muhammadiyah dalam pendidikan, mulai dari sekolah, pesantren, hingga hampir 180 perguruan tinggi. Ditambah dengan hampir 170 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia, Muhammadiyah dinilai telah memainkan peran nyata dalam pembangunan nasional.
Namun, JK juga mengingatkan bahwa meskipun pencapaian tersebut luar biasa, tantangan baru tetap menanti. “Siapa yang memberi nilai tambah, mengadakan pertemuan, dan melakukan usaha?” tanya JK. Ia sendiri menjawab, “Itu tugas para pengusaha.”
Dengan pesan tersebut, JK mendorong agar kader Muhammadiyah memperkuat budaya entrepreneur sebagai penopang kemandirian dan kemajuan persyarikatan di masa depan.

