Oleh: Samsul Arifin
K.H. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada tahun 1868. Beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki pandangan maju dan terbuka. Di tengah sistem pendidikan tradisional yang berkembang pada masa itu, K.H. Ahmad Dahlan memperkenalkan metode pembelajaran yang lebih terstruktur dan modern, dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum ke dalam kurikulum madrasah.
Langkah tersebut menjadi dasar kelahiran Muhammadiyah pada tahun 1912, sebuah gerakan pembaruan Islam yang bertujuan memurnikan ajaran agama sekaligus memajukan pendidikan umat. Melalui lembaga sekolah, rumah sakit, panti asuhan, hingga gerakan sosial, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa.
K.H. Ahmad Dahlan menekankan bahwa Islam bukan hanya diajarkan, melainkan harus dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu gagasan pembaruannya adalah mengamalkan ajaran Al-Ma'un yang mengajarkan kepedulian kepada kaum dhuafa dan anak yatim. Ajaran tersebut kemudian diwujudkan dalam pelayanan sosial di berbagai lini kehidupan masyarakat.
Atas jasa-jasanya, K.H. Ahmad Dahlan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1961. Nilai perjuangannya terus hidup melalui amal usaha Muhammadiyah di seluruh Indonesia, termasuk dalam pengembangan pendidikan, kesehatan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
Memperingati Hari Pahlawan bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi juga meneladani keteguhan, keikhlasan, dan pemikiran maju para tokoh bangsa. Semangat K.H. Ahmad Dahlan mengajarkan bahwa pendidikan adalah jalan memuliakan manusia, dan gerakan dakwah harus hadir dengan kerja nyata.
"Kita harus meneruskan perjuangan K.H. Ahmad Dahlan dengan menghidupkan amal saleh sosial dan memajukan pendidikan umat," demikian pesan yang terus diwariskan dalam gerakan Muhammadiyah hingga hari ini.
,_p38.jpg)
