Kelompok 19 yang beranggotakan Jabaludin, Yuli Roro Angreani, Imla Il Farok, Herlin Suci Wulandari, dan Mouriska Pratiwi hadir sebagai bagian dari mahasiswa pascasarjana yang membawa tema penguatan keluarga sehat dan adaptif di era digital. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud komitmen akademik untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat.
Kaprodi Magister Manajemen Pendidikan UNPAM, Saiful Anwar, menegaskan pentingnya mahasiswa membawa ilmu yang aplikatif kepada masyarakat. Mahasiswa peserta PKM juga mendapatkan arahan dari Sri Utaminingsih, serta pendampingan dari tiga dosen kelompok: Siti Zubaidah, Yulita Pujilestari dan Dede Siswandi.
Aula Kelurahan Ciater semakin hidup ketika Lurah Ciater, H. Rohidi HR membuka kegiatan secara resmi. Ia mengapresiasi langkah UNPAM yang konsisten menguatkan kapasitas masyarakat melalui edukasi. Menurutnya, keluarga perlu memiliki kepemimpinan yang bijaksana, komunikasi yang sehat, serta kecakapan digital agar dapat mengikuti perkembangan zaman.
Kepala Puskesmas Ciater, Ucik Hendrawaty, menjadi salah satu narasumber yang menyoroti pentingnya hubungan antara kesehatan fisik, kesehatan mental, dan stabilitas keluarga. Ia menegaskan bahwa keluarga sehat merupakan fondasi terciptanya lingkungan yang produktif dan harmonis.
Materi berikutnya berkaitan dengan kepemimpinan adaptif dalam keluarga. Kelompok 19 menjelaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal posisi struktural, tetapi kemampuan membangun hubungan yang penuh empati, saling percaya, dan komunikatif. Peserta pun mengaitkan materi tersebut dengan peran mereka sebagai orang tua, kader lingkungan, maupun pengurus masyarakat.
Pembahasan mengenai budaya perilaku sehat turut menarik perhatian warga. Pola komunikasi yang suportif, kemampuan mengelola emosi, hingga menjaga kebugaran fisik menjadi topik yang relevan bagi keluarga di tengah aktivitas yang padat.
Memasuki sesi digitalisasi, suasana diskusi semakin interaktif. Peserta banyak bertanya mengenai penggunaan gawai pada anak, literasi digital bagi orang tua, dan dampak teknologi terhadap perilaku keluarga. Kelompok 19 mendorong warga agar tidak hanya menghindari risiko teknologi, tetapi juga memanfaatkannya untuk mempererat hubungan keluarga.
Antusiasme warga terlihat dari banyaknya cerita yang dibagikan, mulai dari tantangan menghadapi kecanduan gawai hingga menjaga komunikasi yang sehat di rumah. Pendekatan dialogis yang digunakan mahasiswa membuat warga merasa nyaman menyampaikan pengalaman mereka.
Dari sela kegiatan, Jabaludin menyampaikan kesannya terhadap pelaksanaan PKM.
“Kegiatan ini bukan sekadar berbagi materi, tetapi proses belajar bersama,” ujarnya. “Kami berharap warga Ciater dapat menerapkan hal-hal sederhana yang diperoleh hari ini agar keluarga semakin kuat menghadapi tantangan digital.”
Kegiatan PKM ini kembali menegaskan komitmen UNPAM dalam menjembatani pengetahuan akademik dengan realitas masyarakat. Peran aktif Kelompok 19, mulai dari penyampaian materi hingga memfasilitasi diskusi, menjadi bukti bahwa kolaborasi mahasiswa pascasarjana dengan masyarakat mampu menghadirkan perubahan yang bermakna.
Melalui kegiatan ini, warga Ciater memperoleh pemahaman baru untuk membangun keluarga yang sehat, adaptif, dan siap menavigasi tantangan digital. Semangat kolaboratif tersebut diharapkan terus berlanjut dan memberi dampak positif bagi masyarakat pada masa mendatang.

