Peserta rihlah dari Jama’ah Kajian HPT dan Ngaji Qur’an Sak Maknane Sugihwaras berfoto bersama (Istinewa/kedungademmu.id)

Kedungademmu.id—Dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-113, Jama’ah Kajian HPT dan Ngaji Qur’an Sak Maknane Sugihwaras, Bojonegoro, mengadakan rihlah ilmiah dan spiritual ke Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ahad (16/11/2025). Kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat ukhuwah, memperdalam wawasan keislaman, serta meneguhkan komitmen dakwah jama’ah.

Rombongan memulai perjalanan dengan mengunjungi Masjid Jogokariyan, masjid yang dikenal sebagai ikon inovasi pengelolaan jamaah. Di sana, peserta belajar langsung bagaimana manajemen masjid yang profesional mampu menghidupkan jamaah, memakmurkan masjid, dan menggerakkan aktivitas sosial secara berkelanjutan.

Perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Parangtritis, tempat para peserta melepas penat dari rutinitas harian. Keindahan alam dan suasana laut memberikan kesegaran tersendiri, sekaligus menjadi jeda bagi jama’ah untuk kembali menguatkan semangat pengabdian.

Rihlah semakin bermakna ketika rombongan berziarah ke Makam KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah sekaligus Pahlawan Nasional. Kesederhanaan makam beliau menjadi simbol perjuangan dan keikhlasan yang patut diteladani. Momen ini mengingatkan jama’ah akan pentingnya ketulusan dalam berjuang dan berkhidmat kepada umat.

Setelah itu, peserta mengunjungi Gedung Muhammadiyah (Kantor PP Muhammadiyah Lama) untuk menilik sejarah panjang gerakan Muhammadiyah. Di tempat ini, jama'ah mengenang kembali kiprah Muhammadiyah dalam pendidikan, kesehatan, dan amal sosial.

Rombongan juga mendatangi SM Tower, gedung modern yang menggambarkan inovasi dan kemajuan Muhammadiyah masa kini. Ikon ini menjadi bukti nyata bahwa Muhammadiyah terus berkembang dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Rihlah ditutup dengan berjalan-jalan di kawasan Malioboro hingga Kauman, menelusuri jejak dakwah KH. Ahmad Dahlan dan tempat-tempat bersejarah yang melatarbelakangi lahirnya gerakan pembaruan Islam.

Kegiatan rihlah ini tidak sekadar wisata, tetapi sarana memperkuat kesadaran sejarah, memperkokoh kebersamaan jama’ah, serta menanamkan kembali nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah. Dari Sugihwaras menuju Yogyakarta, jama’ah pulang dengan semangat baru untuk terus menebar manfaat dan pencerahan di tengah masyarakat.