Seminar BASE menjadi wadah edukasi interaktif bagi mahasiswa dan generasi muda untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan menghadapi krisis tidak hanya dari aspek teknis, tetapi juga psikologis dan sosial. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kesadaran masyarakat bahwa konsep K3 tidak terbatas pada tempat kerja, melainkan juga berkaitan erat dengan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat menghadapi potensi konflik sosial.
Tiga narasumber kompeten hadir memberikan pemaparan yang saling melengkapi. Pemateri pertama, Eni Nur’aini Agustini, menyoroti aspek psikologis dan sosial dalam niat melindungi diri ketika menghadapi situasi huru-hara. Ia menjelaskan bahwa self-efficacy atau keyakinan terhadap kemampuan diri merupakan faktor kunci dalam mengambil tindakan cepat dan tepat pada kondisi berbahaya.
Menurutnya, self-efficacy dipengaruhi oleh pengetahuan dan kesiapan individu dalam memahami langkah yang harus dilakukan saat konflik terjadi. Ia menekankan bahwa masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan seperti Jabodetabek, perlu memiliki pemahaman dasar mengenai langkah-langkah menghadapi situasi darurat.
Pemateri kedua, Ujang Dede Lasmana, melanjutkan pembahasan terkait penguatan mental dan kontrol diri dalam menghadapi konflik sosial. Ia menegaskan bahwa kesiapsiagaan tidak hanya berhubungan dengan kemampuan teknis, tetapi juga kesiapan mental.
Ia menekankan pentingnya perbekalan sederhana seperti tas darurat, logistik dasar, dan perlengkapan lain sebagai modal awal bertahan hidup dalam situasi kacau. Menurutnya, menghadapi keadaan darurat membutuhkan persiapan yang matang karena kondisi krisis sering kali datang tanpa tanda awal.
Pemateri ketiga, Panji Arum Bismantoko, perwakilan dari PT MRT Jakarta, memberikan pemahaman teknis terkait evakuasi dan manajemen risiko diri. Ia memaparkan bahwa keselamatan personal merupakan prioritas utama ketika kekacauan terjadi. Peserta diajak memahami jalur evakuasi, teknik bergerak aman, hingga metode menilai risiko secara cepat agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Pemaparannya memberikan gambaran nyata mengenai penerapan prinsip K3 dalam situasi konflik sosial.
Moderator Meliana Sari, menegaskan bahwa seminar BASE memberi tiga pesan penting: penguatan self-efficacy, kesiapan perbekalan darurat, serta pemahaman terhadap aturan dan pedoman yang berlaku dalam negara demokrasi. Ketiga aspek tersebut menjadi dasar agar masyarakat mampu melindungi diri sekaligus menjaga ketertiban sosial tanpa menyalahi hak orang lain.
Melalui seminar ini, peserta memperoleh wawasan baru dan keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seminar BASE UIN Jakarta berhasil menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya kebutuhan di lingkungan kerja, melainkan bagian penting dari kesadaran hidup, terutama di tengah potensi konflik sosial yang dapat terjadi kapan saja.

