![]() |
| Para Narasumber Seminar Kebangsaan AMM Kota Malang bertema “Peran Muhammadiyah Menyongsong Indonesia Emas 2045” yang digelar di Aula PDM Kota Malang (Istimewa/kedungademmu.id) |
Seminar menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Abdus Salam (Dosen Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang), Ahmad Subhan (Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Malang), Lutfi J. Kurniawan (Sekretaris II PDM Kota Malang), serta Supriyanto (Ketua Forum Sekolah dan Kampus Muhammadiyah/Foskam Kota Malang).
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Malang, Ahmad Soleh. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi peran Muhammadiyah yang dinilainya konsisten menjaga jarak dari kekuasaan, namun tetap dekat dengan nilai-nilai kebenaran dan kepentingan umat.
Seminar yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dipandu oleh Annisa Rosidah. Dalam pengantarnya, ia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi proses pengkaderan generasi muda Muhammadiyah di masa mendatang.
Sebagai pemateri pertama, Lutfi J. Kurniawan menekankan bahwa Indonesia Emas 2045 tidak hanya berbicara tentang bonus demografi, tetapi juga tantangan besar yang menyertainya. Menurutnya, peningkatan jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi masalah serius apabila tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai.
“Bonus demografi bisa menjadi masalah jika tidak diberi ruang dan pembinaan yang cukup. Bahkan dapat menyebabkan penurunan kualitas. Dalam konteks pemerintahan, posisi Indonesia masih berada di urutan kelima di Asia Tenggara. Jika tidak dibenahi, hal ini berpotensi menimbulkan persoalan yang lebih besar,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan peran politik Muhammadiyah, khususnya AMM, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Lutfi mencontohkan bagaimana perubahan besar dalam sejarah, baik di Amerika Serikat maupun Indonesia melalui Kongres Pemuda 1928, digerakkan oleh kaum muda.
Pemateri kedua, Abdus Salam, mengungkapkan bahwa berdasarkan data UNESCO, tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah. Ia menegaskan pentingnya budaya membaca dan berpikir kritis bagi generasi muda agar mampu menjadi agen perubahan. Dalam kesempatan tersebut, ia juga merekomendasikan sejumlah buku yang relevan untuk memperluas wawasan kebangsaan dan sosial.
Sementara itu, Ahmad Subhan memaparkan peran strategis AMM sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna. Menurutnya, seorang pemuda Muhammadiyah harus mampu melahirkan gagasan, merealisasikannya dalam aksi nyata, serta menyempurnakan program-program yang telah ada.
Sebagai pemateri terakhir, Supriyanto menekankan pentingnya menanamkan jiwa petarung kepada generasi Z dan generasi Alpha. Ia juga menyoroti perlunya penguasaan bahasa internasional, penguatan literasi digital, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan zaman, meskipun Bahasa Indonesia telah diakui sebagai bahasa internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Melalui seminar ini, AMM Kota Malang berharap dapat memperkuat peran generasi muda Muhammadiyah dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan kesiapan intelektual, karakter, dan komitmen kebangsaan yang kuat.

