![]() |
| (www.unplash.com) |
Menjelajahi Keutamaan Perkawinan, Adab Suami-Istri, dan Hikmah Keluarga dalam Pandangan Imam Al-Ghazali
Dengan menikah, seseorang memasuki fase baru yang memungkinkannya menata kehidupan dengan lebih teratur, lebih bertanggung jawab, dan lebih dekat pada Allah Swt.
Perkawinan mendorong manusia:
menjaga kehormatan diri, menahan pandangan dari keburukan, mengatur hidup dengan kesungguhan, serta menjalankan sunnah para nabi.
Dengan demikian, rumah tangga bukan hanya urusan dunia, tetapi jembatan menuju kebahagiaan akhirat.
Hikmah Besar di Balik Ikatan Suami dan Istri
Dalam kitab Ihya Ulumudin menjelaskan bahwa berumah tangga memberi banyak manfaat sosial dan spiritual. Keberadaan pasangan mampu: Menenangkan jiwa, Menjadi tempat curhat dan melepas lelah, Menjadi penyemangat dalam kebaikan,
Saling menguatkan di saat sulit.
Al-Ghazali menekankan bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan pasangan, sebagaimana tubuh membutuhkan makanan. Dengan berpasangan, jiwa menjadi stabil dan kehidupan menjadi lebih terarah.
Adab Suami terhadap Istri: Lembut, Bijak, dan Mengayomi
Dalam kitab Ihya Ulumudin banyak sekali nasihat untuk suami agar bersikap lembut kepada istrinya. Di antara adab itu adalah:
Pertama Tidak menyakiti dengan ucapan maupun tindakan
Walaupun suami memiliki tanggung jawab memimpin, ia tidak dibenarkan bersikap kasar atau merendahkan.
Kedua Menjaga perasaan istri
Istri adalah amanah. Suami dianjurkan memperlakukan istri dengan hormat, memberi rasa aman, dan memperlihatkan perhatian.
Ketiga Memenuhi haknya tanpa mengungkit
Mengurus nafkah, kediaman, dan kebutuhan isntrumen rumah tangga adalah ibadah. Hak istri ditunaikan bukan karena paksaan, tetapi karena kecintaan kepada Allah Swt.
Ketiga Saling menasihati dalam kebaikan
Suami tidak diperintahkan memaksa, tetapi membimbing dengan hikmah dan keteladanan.
Adab Istri terhadap Suami: Hormat, Menjaga Kehormatan, dan Mendukung Kebaikan
Nasihat bagi istri. Di antaranya:
Pertama Menjaga kehormatan rumah tangga
Istri menjaga rahasia keluarga, kesucian diri, serta harta amanah yang dititipkan suami.
Kedua Menjadi pendamping yang menenangkan
Dengan sifat lembut, tutur yang baik, dan ketulusan, istri menjadi sumber ketentraman bagi suami.
Ketiga Tidak membebani suami dengan tuntutan berlebihan
Istri yang salihah memahami kemampuan suami dan memperkuatnya, bukan menambah tekanan.
Keempat Bersyukur dan menghargai
Ucapan terima kasih dan penghargaan kecil dari istri memiliki dampak besar bagi ketenangan suami.
Keutamaan Menjaga Hak Pasangan: Buahnya adalah Barakah
Dalam kita Ihya Ulumudin menjelaskan siapa yang menjaga hak pasangannya, Allah Swt akan menjaga haknya. Keluarga adalah tempat: mengasah kesabaran, melatih keikhlasan,
memupuk kasih sayang, dan melahirkan generasi berakhlak.
Bahkan disebutkan bahwa kebaikan seorang hamba bisa tampak dari bagaimana ia memperlakukan keluarganya.
Cinta dalam Rumah Tangga Adalah Ibadah
Cinta suami-istri dalam Ihya’ Ulumuddin bukan cinta yang didasarkan pada syahwat semata, tetapi cinta yang dihubungkan dengan Allah Swt. Ketika suami memandang istrinya dengan kasih, dan istri membalasnya dengan hormat maka itu termasuk ibadah. Ketika mereka saling memaafkan itu ibadah. Ketika keduanya saling mendukung menuju takwa itu adalah jalan menuju surga.

