Materi kajian mengulas bagian Kedua dalam kitab tersebut, yaitu tata cara makan yang sesuai sunnah. Dalam pemaparannya, dalam kitab tersebut menjelaskan bahwa makan bukan hanya aktivitas memenuhi kebutuhan tubuh, tetapi juga ibadah yang bernilai pahala apabila dilakukan dengan adab yang benar.
Adab Makan Menurut Rasulullah Saw
Dalam kajian tersebut, setidaknya terdapat beberapa tuntunan penting yang ditekankan, antara lain:
Pertama Memulai dengan Basmalah dan Mengakhirinya dengan Hamdalah
Rasulullah mengajarkan agar seseorang membaca “Bismillah” sebelum makan, dan mengucapkan “Alhamdulillah” setelah selesai makan. Hal ini merupakan bentuk syukur dan pengakuan bahwa makanan berasal dari rahmat Allah.
Kedua Menggunakan Tangan Kanan dan Tidak Mencela Makanan
Dalam hadis Rasulullah ﷺ:
“Wahai anak kecil! Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu, Rasulullah tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai makanan, maka beliau memakannya; jika tidak, beliau tinggalkan tanpa komentar buruk.
Ketiga Tidak Berlebihan dan Tidak Meniup Makanan Panas
Pembahasan ini merujuk pada sabda Rasulullah:
“Tidaklah anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk daripada perutnya… cukuplah beberapa suap untuk menegakkan tulang belakangnya.” (HR. Tirmidzi)
Pada adab tambahan disebutkan larangan meniup makanan panas dan larangan makan sambil bersandar, karena hal itu menyerupai sifat kesombongan.
Keempat Mengambil Makanan yang Terdekat dan Tidak Serakah
Dalam kitab dijelaskan bahwa seseorang hendaknya mengambil bagian makanannya dari arah depan, tidak rakus, tidak berebut, dan tidak mengambil dari tengah hidangan, kecuali pada jenis makanan tertentu seperti buah-buahan.
Hikmah Spiritual dalam Makan
Adab makan yang dijelaskan Imam Al-Ghazali tidak hanya bertujuan melatih akhlak di meja makan, tetapi juga menjadi sarana mensucikan jiwa, melatih kesabaran, kesyukuran, kesederhanaan, dan menghindari sikap berlebihan.
Dengan demikian, makan bukan hanya urusan fisik, tetapi juga ibadah yang mendidik karakter.
Penutup: Sunnah yang Perlu Dihidupkan
Mempraktikkan sunnah dalam kehidupan sehari-hari. Menghidupkan adab makan adalah bagian dari upaya meneladani Rasulullah Saw dan menjaga akhlak Islami dalam ruang-ruang kecil kehidupan.
“Siapa yang memuliakan makanan dengan adab, maka Allah memuliakan tubuh dan ruhnya. Makanlah dengan sunnah, maka makanmu menjadi ibadah.”

