![]() |
| (H.Bambang Utomo (tengah) berfoto bersama denga peserta Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (Istimewa/kedungademmu.id) |
Dalam penyampaiannya, H. Bambang Utomo menegaskan bahwa dunia bisnis saat ini tidak hanya membutuhkan kecerdasan strategi dan kemampuan teknis, tetapi juga nilai spiritual sebagai pondasi utama. Menurutnya, spiritualitas merupakan ruh yang mampu menjaga arah, niat, serta keteguhan dalam menjalankan usaha.
“Baik bisnis kecil maupun besar tetap membutuhkan spiritual. Spiritualitas adalah pegangan agar setiap langkah bisnis selaras dengan nilai kejujuran dan keberkahan,” tutur H. Bambang Utomo.
Ia menjelaskan bahwa membangun Business Spiritual berarti menghadirkan Allah Swt dalam setiap proses usaha, baik dalam perencanaan, keputusan, maupun tindakan.
“Ketika kita melibatkan Allah dalam urusan bisnis, insyaallah apa pun yang kita jalankan akan mendapat rida dan pertolongan-Nya,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, H. Bambang juga menyoroti fenomena disrupsi digital yang semakin masif di era modern. Menurutnya, perkembangan teknologi membuat sebagian orang lebih sibuk membaca algoritma digital daripada membaca Al-Qur’an.
“Ada kebenaran baru dan ‘sunah baru’ yang muncul akibat perkembangan teknologi. Ini paradoks. Padahal Al-Qur’an dan sunah Rasulullah adalah sumber utama untuk memahami konsep spiritual dalam bisnis,” tegasnya.
Dalam materinya, ia juga memaparkan manfaat penerapan nilai-nilai spiritual dalam kegiatan usaha, di antaranya:
Pertama Bisnis terhindar dari praktik curang.
Kedua Produktivitas meningkat.
Ketiga lingkungan kerja menjadi lebih harmonis dan religius.
Keempat Meningkatkan citra positif di mata pelanggan.
Kelima Bisnis lebih stabil dan berkembang.
Sebagai penguat materi, H. Bambang mengutip Alquran Surah Fatir ayat 29 sebagai prinsip dasar agar usaha tidak merugi:
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an), mendirikan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka secara sembunyi maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.”
Melalui penyampaian yang inspiratif, peserta terlihat antusias dan aktif berdiskusi. Materi ini diharapkan mampu membentuk wirausahawan muslimah yang tidak hanya cerdas dalam berbisnis, tetapi juga kuat dalam iman dan akhlak.

