H. Bambang Utomo Ketua PCM Kedungadem dalam iftitahnya menegaskan bahwa kader ‘Aisyiyah tidak boleh mengalami rabun literasi, baik literasi baca maupun literasi sosial. Menurutnya, penguatan kapasitas intelektual dan kepekaan sosial merupakan fondasi penting bagi kader perempuan berkemajuan.
“Sebagai kader ‘Aisyiyah, kita dituntut menjalankan syariat agama sebaik-baiknya, namun tidak melupakan kebahagiaan dunia serta tetap membangun hubungan sosial yang harmonis dengan sesama,” ungkapnya.
Ia menguatkan pernyataannya dengan mengutip firman Allah Swt. dalam Surah Al-Qasas ayat 77 yang menegaskan keseimbangan antara orientasi akhirat dan tanggung jawab dunia, serta perintah untuk berbuat kebaikan dan menjauhi segala bentuk kerusakan di muka bumi.
Ia juga menyoroti kondisi umat saat ini yang berada di tengah transformasi sejarah. Menurutnya, masa kini bukan sekadar kelanjutan sejarah yang normal, melainkan fase yang sarat dengan benturan berbagai perspektif. Lemahnya pola pikir ilmiah, kata dia, kerap beriringan dengan pesatnya perkembangan media sosial yang tidak selalu diimbangi dengan kedewasaan berpikir.
Dalam konteks tersebut, ia memaparkan fenomena paradoks yang disebutnya sebagai “The new three things that are heretical but considered true”, atau tiga perkara baru yang sesat namun dianggap benar, yakni munculnya kebenaran baru, sunah baru, dan “TBC baru” yang berkembang tanpa landasan keilmuan dan nilai keagamaan yang kokoh.
“Fenomena ini harus disikapi dengan kecerdasan berpikir, keteguhan ideologi, dan penguatan nilai-nilai Islam berkemajuan,” tegasnya.
Musypincab I PCA Kedungadem Tahun 2025 ini dihadiri oleh Umi Istianawati dan Umi Halimah dari Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA). Kegiatan tersebut diikuti 100 peserta yang terdiri atas jajaran PCA dan seluruh Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) se-Cabang Kedungadem.
Melalui forum Musypincab ini,
PCA Kedungadem berharap lahir gagasan-gagasan progresif dan rekomendasi strategis yang mampu memperkuat peran perempuan ‘Aisyiyah sebagai agen perubahan dalam mewujudkan masyarakat Kedungadem yang berkemajuan, berkeadaban, dan berlandaskan nilai-nilai Islam.

