![]() |
| Para peserta pelatihan Program Mapak mengikuti sesi pemaparan materi di MA Muhammadiyah 4 Balen (Istimewa/kedungademmu.id) |
Pertemuan dibuka oleh Ketua PRA Balenrejo, Dwi Isnaini. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menggerakkan budaya peduli lingkungan. Menurutnya, rumah tangga adalah titik awal perubahan, sehingga peningkatan kesadaran di kalangan ibu harus menjadi prioritas.
“Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Semoga menjadi langkah awal untuk membentuk budaya baru dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.
Ketua PCA Balen, Hj. Jamiatul Maftuhah, menambahkan bahwa pelatihan ini mencerminkan komitmen Aisyiyah dalam memperluas perannya di bidang lingkungan hidup. Ia menilai persoalan sampah tidak lagi bisa dipandang sepele karena dampaknya semakin terasa di masyarakat.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi titik awal Aisyiyah untuk lebih bergerak dan berdampak bagi lingkungan,” tuturnya.
Sesi utama menghadirkan dua narasumber penggerak Program Mapak. Budi Santoso, menjelaskan konsep Mapak yang dikembangkan melalui skema arisan sampah. Anggota mengumpulkan sampah terpilah sebagai bentuk partisipasi rutin, kemudian sampah bernilai jual dikelola untuk memberikan manfaat ekonomi.
“Arisan sampah bukan hanya mengurangi sampah rumah tangga, tetapi juga menambah pemasukan keluarga dan memperkuat solidaritas sosial. Lingkungan yang bersih pun meningkatkan kesehatan masyarakat,” jelas Budi.
Pemateri kedua, M. Rondi, membahas teknis pelaksanaan arisan sampah mulai dari pemilahan, penimbangan, hingga pengolahan. Ia turut menekankan pentingnya budaya Zero Waste Event dalam setiap kegiatan Aisyiyah.
“Kita mendorong setiap acara ke depan menerapkan praktik nol sampah. Perubahan budaya harus dimulai dari komunitas,” tegasnya.
Program Mapak kini mulai berkembang di berbagai daerah sebagai gerakan berbasis perempuan yang berfokus pada pemanfaatan sampah rumah tangga untuk menciptakan lingkungan lebih sehat. PCA Balen berharap gerakan ini dapat diperluas ke seluruh ranting sehingga menjadi program kolektif yang berkelanjutan.
Selain materi pelatihan, kegiatan juga dimanfaatkan untuk konsolidasi organisasi. PCA Balen menegaskan pentingnya kolaborasi antarranting dalam memperkuat agenda sosial dan lingkungan. Peserta menyambut baik kegiatan ini dan berharap pelatihan serupa dapat digelar secara rutin.
Acara ditutup dengan penyerahan santunan kepada anak yatim dan piatu sebagai wujud kepedulian sosial yang sejalan dengan gerakan lingkungan. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, PCA Balen optimistis bahwa anggota dan masyarakat dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

