(Zuliyatin Lailiyah)

Oleh: Zuliyatin Lailiyah Ketua PDA Bojonegoro

Kedungademmu.id—Menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa. Guru adalah sosok yang mengabdikan hidupnya untuk mendidik, bukan sekadar mengajar. Dalam dirinya tersimpan tanggung jawab mulia: membentuk karakter dan masa depan generasi bangsa. Di ruang kelas yang sederhana, guru berdiri sebagai pilar yang senantiasa menuntun tanpa pamrih, menanam nilai, dan memupuk harapan.

Setiap hari bagi seorang guru adalah perjalanan panjang yang penuh warna. Layaknya mencintai langit, guru menerima semuanya cerah, pelangi, mendung, dan badai. Anak-anak didik hadir dengan keunikan masing-masing. Ada yang datang paling awal membuka buku dengan semangat, ada yang sibuk mengekspresikan kreativitas melalui coretan, ada yang tak dapat duduk diam, dan ada pula yang menyimpan senyum hingga detik terakhir jam pelajaran. Ada yang menatap papan tulis dengan mata berbinar, dan ada yang memandang jauh seolah sedang mencari makna dalam ruang hampa.

Begitulah murid mereka datang dengan ragam karakter, latar belakang, dan cerita hidup. Kelas bagaikan taman yang tak pernah sempurna, namun selalu tumbuh. Ada bunga yang cepat mekar, ada yang tumbuh perlahan menunggu hangatnya matahari, ada yang riuh dengan tawa, dan ada yang menyimpan wangi lembutnya dalam diam. Guru hadir bukan sebagai hakim ataupun penyihir yang menciptakan keajaiban instan, melainkan sebagai penjaga cahaya dan penjaga harapan.

Setiap anak memiliki garis kesuksesannya sendiri. Tidak harus sama, tidak harus bersaing, cukup menjadi versi terbaik dari dirinya. Bisa jadi si pendiam kelak menjadi pemimpin, si bandel menjadi pelindung, si lambat menjadi paling kuat, dan si keras hati menjadi paling lembut. Guru hanyalah lentera kecil yang menerangi jalan mereka sebentar, sebelum cahaya dari hati mereka sendiri menyala dengan lebih terang.

Maka, pada momen Hari Guru, sudah sepatutnya kita memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi insan pendidik. Untuk hati yang luas, kesabaran yang tak terhitung, perhatian yang tak terlihat, dan senyuman yang tetap tegar di tengah lelah. Untuk setiap nasihat yang mengandung doa, untuk setiap teguran yang berdiri atas dasar cinta, dan untuk setiap langkah yang diiringi harapan agar muridnya kelak menjadi manusia baik yang bermanfaat.

Guru adalah hujan yang turun pelan menyuburkan tanpa suara, menguatkan tanpa meminta kembali. Di balik setiap anak yang tumbuh dan berhasil, selalu ada guru yang pernah percaya pada cahaya yang tak terlihat.

Selamat Hari Guru. Semoga semua kebaikan yang ditanamkan menjadi pohon keberkahan yang berbuah bahagia, damai, dan kemuliaan hidup. Semoga Allah Ta’ala memuliakan setiap langkah perjuangan para guru Indonesia.